Kisah Gunung Bromo


.


Sejarah Pegunungan Bromo dan Lautan Pasir
Di wilayah pegunungan di Tengger, kita mengenal adanya Gunung Batok, lautan pasir, dan kawah Gunung Bromo yang terkenal. Ternyata mereka punya asal-usul dan sejarah dalam bentuk legenda.
Sebelum Rara Anteng dinikahi Joko Seger, banyak pria yang naksir. Maklum, kecantikannya sangat alami sebagaimana Dewi. Di antara pelamarnya, terdapat Kyai Bima, penjahat sakti. Rara Anteng tidak bisa menolak begitu saja lamaran itu. Ia menerimanya dengan syarat, Kyai Bima membuatkan lautan di atas gunung dan selesai dalam waktu semalam.
Kyai Bima menyanggupi persyaratan tersebut dan bekerja keras menggali tanah untuk membuat lautan dengan menggunakan tempurung (batok) yang bekasnya sampai sekarang menjadi Gunung Bathok, dan lautan pasir (segara wedhi) terhampar luas di sekitar puncak Gunung Bromo. Untuk mengairi lautan pasir tersebut, dibuatnya sumur raksasa, yang bekasnya sekarang menjadi kawah Gunung Bromo.
Rara Anteng cemas melihat kesaktian dan kenekatan Kyai Bima. Ia segera mencari akal untuk menggagalkan minat Kyai Bima atas dirinya. Ia pun menumbuk jagung keras-keras seolah fajar telah menyingsing, padahal masih malam. Mendengar suara orang menumbuk jagung, ayam-ayam bangun dan berkokok. Begitu pula burung. Kyai Bima terkejut. Dikira fajar telah menyingsing. Pekerjaannya belum selesai. Kyai Bima lantas meninggalkan Bukit Penanjakan. Ia meninggalkan tanda-tanda:
1.Segara Wedhi, yakni hamparan pasir di bawah Gunung Bromo
2.Gunung Batok, yakni sebuah bukit yang terletak di selatan Gunung Bromo, berbentuk seperti tempurung yang ditengkurapkan.
3.Gundukan tanah yang tersebar di daerah Tengger, yaitu: Gunung Pundak-lembu, Gunung Ringgit, Gunung Lingga. Gunung Gendera, dan lain-lain.
Obyek wisata gunung Bromo ternyata tak hanya menyimpan seribu keindahan. Siapa sangka dibalik kemolekan gunung Bromo yang masuk tiga besar gunung terbaik di dunia bagi para pendaki itu menyimpan sebuah misteri.
Benarkah? Salah seorang warga setempat, Darto mengatakan, jika pengunjung yang datang ke gunung Bromo sebaiknya berhati-hati.
Tidak sedikit pengunjung yang datang ke lautan pasir itu banyak yang tersesat dan kebingungan. Saat mau kembali ke jalan semula, mereka tak menemukan jalan untuk pulang, katanya bercerita kepada beritajatim.com, Selasa (29/06/2010).
Tersesatnya pengunjung itu, kata dia, bukan karena tebalnya kabut gunung Bromo. Melainkan di kawasan itu memang banyak menyimpan misteri yang tak banyak orang tahu.
Menurut kepercayaan orang Tengger, di lautan pasir itu terdapat sebuah akar ghoib yang melintang yang tak dapat ditembus dengan kasat mata, ungkapnya.
Mujono, seorang dukun Tengger saat dikonfirmasi mengatakan, jika selama ini kejadian seperti itu kerapkali dialami oleh pengunjung obyek wisata gunung Bromo.
Memang banyak pengunjung yang kesasar saat melewati lautan pasir itu, katanya.
Kesasarnya pengunjung sehingga tidak menemukan arah untuk kembali, cerita Mujono, karena memang di kawasan gunung Bromo banyak menyimpan misteri. Di kawasan ini, memang tidak boleh orang sembarangan ngomong. Kalau sembarangan ngomong ya seperti itu jadinya, katanya.
Menurutnya, akar ghoib yang terdapat di lautan pasir itu memang menjadi sebuah legenda dan cerita rakyat bagi warga Tengger. Ceritanya memang seperti itu, imbuh dia.
Lalu bagaimana pengunjung yang tersesat itu bisa kembali menemukan arah jalan semula? Dia harus membuka bajunya dan memakainya dengan cara membalik, kata Mujono lagi.
Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo dan dataran tinggi Tengger tidak pernah sepi dari wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang setiap hari mengunjungi wilayah ini, terutama mereka yang ingin bisa melihat keindahan matahari terbit dari puncak Bromo ataupun Penanjakan.
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Kawah Bromo yang berasap tampak dari kejauhan
Banyak juga wisatawan asing yang berkunjung ke Bromo sebelum melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali atau sesudahnya karena jaraknya yang tidak terlampau jauh ditempuh dengan perjalanan darat. Rasanya kurang lengkap bila pergi berwisata ke Jawa Timur bila belum mengunjungi Gunung Bromo.
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Panorama Gunung Batok, Bromo dan Semeru saat baru saja matahari terbit
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Para pengunjung yang akan dan dari puncak Bromo, bisa ditempuh jalan kaki dan menaiki tangga, juga dengan bantuan kuda dari parkir kendaraan
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Para pengunjung dan pemilik kuda sewa dengan latar belakan Pura di lautan pasir
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Gunung Batok yang terletak disamping Gunung Bromo tampak dari tangga naik Bromo
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Kabut bercampur debu lebih indah saat matahari mulai menampakan diri
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Para pengunjung yang berada di puncak Bromo dengan latar belakang langit indah saat matahari terbit (Sunrise)
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Kawah Gunung Bromo di foto dari puncak Bromo
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Indahnya Matahari Terbit (Sunrise) tampak dari puncak Bromo
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Para pengunjung yang sedang mendaki tangga menuju ke Puncak Gunung Bromo
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Kuda tunggangan yang biasa dipakai para pengunjung dengan latar belakang Gunung Batok
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Pura yang berada di tengah lautan pasir (Caldera) pegunungan Tengger
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Jalan lintas melewati gurun pasir Tengger menuju ke Bromo, banyak ditempuh dengan menggunakan Jeep dan Kuda
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Pesona Desa di Wilayah Pegunungan Tengger yang tak kalah indah mempesona
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Keindahan alam pegunungan disekitar Penanjakan sungguh nyaman dipandang mata
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Salah satu fasilitas akomodasi bagi pengunjung yang ingin menginap di wilayah Tengger (Bromo) sembari menanti waktu pendakian pagi hari menjelang matahari terbit
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Bagi yang ingin naik angkutan umum dari Terminal Bus Probolinggo disediakan sarana transportasi (Minibus-Bison) menuju ke Bromo dan biayanyapun sangat murah
Nah cukup menarik bukan, salah satu kekayaan alam Indonesia, mungkin tidak perlu jauh jauh ke Grand Canyon di Amerika untuk bisa melihat indahnya tebing tebing indah, disinipun Anda bisa menikmatinya. Bagi yang belum pernah mencoba ke Bromo kenapa tidak mulai sekarang Anda rencanakan.

Your Reply

Selasa, 19 Februari 2013

Kisah Gunung Bromo

Diposting oleh cathy khaterina di 02.58

Sejarah Pegunungan Bromo dan Lautan Pasir
Di wilayah pegunungan di Tengger, kita mengenal adanya Gunung Batok, lautan pasir, dan kawah Gunung Bromo yang terkenal. Ternyata mereka punya asal-usul dan sejarah dalam bentuk legenda.
Sebelum Rara Anteng dinikahi Joko Seger, banyak pria yang naksir. Maklum, kecantikannya sangat alami sebagaimana Dewi. Di antara pelamarnya, terdapat Kyai Bima, penjahat sakti. Rara Anteng tidak bisa menolak begitu saja lamaran itu. Ia menerimanya dengan syarat, Kyai Bima membuatkan lautan di atas gunung dan selesai dalam waktu semalam.
Kyai Bima menyanggupi persyaratan tersebut dan bekerja keras menggali tanah untuk membuat lautan dengan menggunakan tempurung (batok) yang bekasnya sampai sekarang menjadi Gunung Bathok, dan lautan pasir (segara wedhi) terhampar luas di sekitar puncak Gunung Bromo. Untuk mengairi lautan pasir tersebut, dibuatnya sumur raksasa, yang bekasnya sekarang menjadi kawah Gunung Bromo.
Rara Anteng cemas melihat kesaktian dan kenekatan Kyai Bima. Ia segera mencari akal untuk menggagalkan minat Kyai Bima atas dirinya. Ia pun menumbuk jagung keras-keras seolah fajar telah menyingsing, padahal masih malam. Mendengar suara orang menumbuk jagung, ayam-ayam bangun dan berkokok. Begitu pula burung. Kyai Bima terkejut. Dikira fajar telah menyingsing. Pekerjaannya belum selesai. Kyai Bima lantas meninggalkan Bukit Penanjakan. Ia meninggalkan tanda-tanda:
1.Segara Wedhi, yakni hamparan pasir di bawah Gunung Bromo
2.Gunung Batok, yakni sebuah bukit yang terletak di selatan Gunung Bromo, berbentuk seperti tempurung yang ditengkurapkan.
3.Gundukan tanah yang tersebar di daerah Tengger, yaitu: Gunung Pundak-lembu, Gunung Ringgit, Gunung Lingga. Gunung Gendera, dan lain-lain.
Obyek wisata gunung Bromo ternyata tak hanya menyimpan seribu keindahan. Siapa sangka dibalik kemolekan gunung Bromo yang masuk tiga besar gunung terbaik di dunia bagi para pendaki itu menyimpan sebuah misteri.
Benarkah? Salah seorang warga setempat, Darto mengatakan, jika pengunjung yang datang ke gunung Bromo sebaiknya berhati-hati.
Tidak sedikit pengunjung yang datang ke lautan pasir itu banyak yang tersesat dan kebingungan. Saat mau kembali ke jalan semula, mereka tak menemukan jalan untuk pulang, katanya bercerita kepada beritajatim.com, Selasa (29/06/2010).
Tersesatnya pengunjung itu, kata dia, bukan karena tebalnya kabut gunung Bromo. Melainkan di kawasan itu memang banyak menyimpan misteri yang tak banyak orang tahu.
Menurut kepercayaan orang Tengger, di lautan pasir itu terdapat sebuah akar ghoib yang melintang yang tak dapat ditembus dengan kasat mata, ungkapnya.
Mujono, seorang dukun Tengger saat dikonfirmasi mengatakan, jika selama ini kejadian seperti itu kerapkali dialami oleh pengunjung obyek wisata gunung Bromo.
Memang banyak pengunjung yang kesasar saat melewati lautan pasir itu, katanya.
Kesasarnya pengunjung sehingga tidak menemukan arah untuk kembali, cerita Mujono, karena memang di kawasan gunung Bromo banyak menyimpan misteri. Di kawasan ini, memang tidak boleh orang sembarangan ngomong. Kalau sembarangan ngomong ya seperti itu jadinya, katanya.
Menurutnya, akar ghoib yang terdapat di lautan pasir itu memang menjadi sebuah legenda dan cerita rakyat bagi warga Tengger. Ceritanya memang seperti itu, imbuh dia.
Lalu bagaimana pengunjung yang tersesat itu bisa kembali menemukan arah jalan semula? Dia harus membuka bajunya dan memakainya dengan cara membalik, kata Mujono lagi.
Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo dan dataran tinggi Tengger tidak pernah sepi dari wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang setiap hari mengunjungi wilayah ini, terutama mereka yang ingin bisa melihat keindahan matahari terbit dari puncak Bromo ataupun Penanjakan.
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Kawah Bromo yang berasap tampak dari kejauhan
Banyak juga wisatawan asing yang berkunjung ke Bromo sebelum melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali atau sesudahnya karena jaraknya yang tidak terlampau jauh ditempuh dengan perjalanan darat. Rasanya kurang lengkap bila pergi berwisata ke Jawa Timur bila belum mengunjungi Gunung Bromo.
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Panorama Gunung Batok, Bromo dan Semeru saat baru saja matahari terbit
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Para pengunjung yang akan dan dari puncak Bromo, bisa ditempuh jalan kaki dan menaiki tangga, juga dengan bantuan kuda dari parkir kendaraan
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Para pengunjung dan pemilik kuda sewa dengan latar belakan Pura di lautan pasir
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Gunung Batok yang terletak disamping Gunung Bromo tampak dari tangga naik Bromo
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Kabut bercampur debu lebih indah saat matahari mulai menampakan diri
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Para pengunjung yang berada di puncak Bromo dengan latar belakang langit indah saat matahari terbit (Sunrise)
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Kawah Gunung Bromo di foto dari puncak Bromo
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Indahnya Matahari Terbit (Sunrise) tampak dari puncak Bromo
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Para pengunjung yang sedang mendaki tangga menuju ke Puncak Gunung Bromo
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Kuda tunggangan yang biasa dipakai para pengunjung dengan latar belakang Gunung Batok
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Pura yang berada di tengah lautan pasir (Caldera) pegunungan Tengger
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Jalan lintas melewati gurun pasir Tengger menuju ke Bromo, banyak ditempuh dengan menggunakan Jeep dan Kuda
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Pesona Desa di Wilayah Pegunungan Tengger yang tak kalah indah mempesona
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Keindahan alam pegunungan disekitar Penanjakan sungguh nyaman dipandang mata
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Salah satu fasilitas akomodasi bagi pengunjung yang ingin menginap di wilayah Tengger (Bromo) sembari menanti waktu pendakian pagi hari menjelang matahari terbit
Pesona Gunung Bromo dan Gunung Semeru dilihat dari Penanjakan
Bagi yang ingin naik angkutan umum dari Terminal Bus Probolinggo disediakan sarana transportasi (Minibus-Bison) menuju ke Bromo dan biayanyapun sangat murah
Nah cukup menarik bukan, salah satu kekayaan alam Indonesia, mungkin tidak perlu jauh jauh ke Grand Canyon di Amerika untuk bisa melihat indahnya tebing tebing indah, disinipun Anda bisa menikmatinya. Bagi yang belum pernah mencoba ke Bromo kenapa tidak mulai sekarang Anda rencanakan.

0 komentar on "Kisah Gunung Bromo"

Posting Komentar