Pinokio


.


Di suatu kota, ada sebuah toko milik kakek Gepeto pembuat boneka. “Alangkah senangnya kalau boneka manis ini menjadi seorang anak.”

Setelah kakek berbisik demikian, terjadi satu keajaiban. “Selamat siang, Papa.” Boneka itu berbicara dan mulai berjalan. Dengan amat gembira, kakek berkata, “Mulai hari ini, engkau anakku. Kau kuberi nama Pinokio.” “Agar kau menjadi anak pintar, besok kau mulai sekolah , ya!”
 Keesokan paginya, Kakek Gepeto menjual pakaiannya dan dengan uang itu ia membelikan Pinokio sebuah buku ABC. “Belajarlah baik-baik dengan buku ini!” “Terima kasih, Papa. Aku pergi sekolah, dan akan belajar dengan giat.” “Hati-hati ya!” pesan kakek.

            Tetapi dari arah yang berlawanan dengan sekolahnya terdengar suara, “Drum, dum, dum, dum.” Ketika Pinokio mendekat ternyata itu adalah tenda sandiwara boneka. Pinokio lalu menjual buku ABC-nya, membeli karcis dengan uang itu dan masuk ke dalam. Di dalam tenda sandiwara, sebuah boneka anak perempuan akan telah dikepung prajurit berpedang. “Lihat! Jahat sekali prajurit itu…” Pinokio naik ke panggung, dan menerjang boneka prajurit. Tali boneka itu putus dan jatuhlah boneka itu. Pemilik sandiwara yang marah segera menangkap Pinokio dan akan melemparnya ke api. “Maafkan aku. Kalau aku dibakar, kasihan papa yang sudah tua,” kata Pinokio. “Aku berjanji pada papa untuk belajar di sekolah dengan rajin. Karena iba, pemilik sandiwara melepaskan Pinokio dan memberinya beberapa keping uang. “Gunakan uang ini untuk membeli buku-buku pelajaranmu,” kata pemilik sandiwara tersebut.

            Kemudian Pinokio pergi untuk membeli buku. Tetapi di tengah jalan, Rubah dan Kucing melihat keadaan itu. Mereka menyapa Pinokio dengan ramah. “Selamat siang, Pinokio yang baik. Kalau uang emas itu bertambah banyak, pasti papamu lebih senang, ya!”
             Bagaimana cara menambah uang emas ini?” Tanya pinokio. “Gampang. Kau bisa menanamnya di bawah pohon ajaib. Lalu tidurlah, maka pada saat kau bangun nanti, pohon itu akan berbuah banyak sekali uang emas.” Kemudian Pinokio diantar oleh Rubah dan Kucing, menanam uang emasnya di bawah pohon ajaib. Ketika Pinokio mulai tidur siang. Rubah dan Kucing menggali uang emas itu dan menggantung Pinokio di pohon, setelah itu mereka pergi.
            Tolong…..” teriak Pinokio ketika sudah bangun dari tidurnya dan mengetahui dirinya tergantung di sebuah pohon. Seorang Dewi yang melihat keadaan Pinokio, mengutus burung elang untuk menolongnya. Burung elang membawa Pinokio dengan paruhnya, dan membawanya ke ruangan di mana Dewi telah menunggu. Dewi menidurkan Pinokio di tempat tidur dan memberinya obat.
            Nah, minumlah obat ini maka kau akan cepat sembuh. Setelah itu pulang, ya!” kata Dewi. “Lebih baik mati daripada minum obat yang pahit.” Pinokio terus menolak. Akhirnya Dewi menjadi marah, “Plak plak!” Ia menampar. Lalu datanglah empat ekor kelinci yang menggotong peti mati. Pinokio terkejut sekali, cepat-cepat ia meminum obat yang pahit itu. “Pinokio, mengapa kau tidak pergi ke seolah?” Tanya Dewi. “Hmm.. di jalan, aku menjual buku-ku untuk anak miskin yang kelaparan dan membelikannya roti. Karena itu aku tidak bisa pergi ke sekolah….” Tiba-tiba saja “syuut” hidung Pinokio mulai memanjang. “Pinokio!” Kalau kau berbohong, hidungmu akan memanjang sampai ke langit.” “Maafkan aku. Aku tak akan berbohong lagi.” Pinokio meminta maaf. Dewi tersenyum, dan memerintahkan burung pelatuk mematuki hidung Pinokio, mengembalikannya ke bentuk semula. “Ayo cepat kembali ke rumah, dan belajar ke sekolah!”
            Di tengah perjalanan pulang, Pinokio bertemu dengan kereta dunia bermain. Pinokio tidak bisa menahan diri untuk tidak naik. Pinokio telah lupa akan janjinya pada Dewi, setiap hari ia hanya bermain-main saja.
            Pada suatu hari, Pinokio terkejut melihat wajahnya yang terpantuk di permukaan air. “Ah! Telingaku jadi telinga keledai! Aku pun berbuntut!” teriaknya. Ternyata anak-anak lain pun telah menjadi keledai. Akhirnya Pinokio pun menjadi seekor keledai dan dijual ke sirkus. Pinokio telah melanggar janjinya kepada Dewi, maka ia mendapat hukuman.
            Setiap hari ia dipecut, dan harus melompati lingkaran api yang panas. Walaupun takut, Pinokio tetap meloncat. Akhirnya ia terjatuh sampai kakinya patah. Pemilik sirkus menjadi marah. “Keledai dungu! Lebih baik dibuang ke laut.” Kemudian Pinokio dilempar ke laut. “Blup blup blup” Pinokio tenggelam ke dasar laut, ikan-ikan datang menggigitnya. Lalu kulit keledai terlepas, dan dari dalamnya muncul si Pinokio. “Terima kasih ikan-ikan.” Sebenarnya Dewi melihat bahwa Pinokio telah menyadari kesalahannya dan memerintahkan ikan-ikan untuk menolongnya.
            Sambil berenang, Pinokio berjanji dalam hati “Kali ini setelah aku pulang ke rumah aku akan ke sekolah dan belajar dengan giat. Aku juga akan membantu pekerjaan di rumah dan menjaga papa.” Pada saat itu “Hrrr…., seekor ikan hiu besar datang mendekat dengan suara yang menyeramkan. “Haaa…. Tolong.” Pinokio ditelan oleh ikan hiu yang besar itu. “Hap” Di dalam perut hiu benar-benar gelap gulita. Tetapi di kejauhan terlihat seberkas sinar. Ternyata itu adalah kakek Gepeto.
            Papa!” “Pinokio!” Mereka berdua saling berpelukan. “Aku pergi ke laut untuk mencarimu, dan aku ditelan hiu ini. Tapi ternyata di sini aku bertemu denganmu. Untung kita selamat!”
            Ayo, kita keluar dari sini!” “Badanku sudah lemah. Kau saja yang pergi.” “Aku tidak mau kalau tidak bersama-sama Papa.” Ketika ikan hiu sedang tidur, Pinokio melarikan diri dari mulut hiu dengan menggendong kakek Gepeto di punggungnya.
            Dengan sekuat tenaga ia berenang sampai akhirnya tiba di pantai. Mereka menyewa sebuah pondok petani terdekat. Sambil merawat kakek, Pinokio bekerja setiap hari. Akhirnya kakek menjadi sehat kembali. “Pinokio, karena kaulah aku jadi sehat seperti ini. Terima kasih ya!”
            Papa, mulai sekarang aku akan lebih menurut lagi.” Tiba-tiba saja sekeliling mereka menjadi bersinar terang,” Pinokio, kau telah menjadi seorang anak yang baik.” Dewi muncul, dan merubah Pinokio si boneka menjadi seorang anak manusi

Dongeng Ariel


.


TRITON DAN PUTRINYA
Raja Triton, Raja Lautan yang perkasa, punya banyak anak perempuan. Mereka mencintai dunia bawah laut, tempat mereka tinggal. Tetapi Ariel, anak bungsunya, memimpikan dunia di atas permukaan air, dunia manusia. Meskipun ayahnya telah memperingatkannya agar tidak ke sana, Ariel mengabaikannya. Dia sering berenang ke permukaan laut.
ARIEL DAN TEMAN- TEMAN
Ariel dan sahabatnya, Flounder, senang mengunjungi Skatel si burung camar. Skatel memberitahu mereka tentang segala barang manusia yang ditemukan Ariel di dasar laut. Pada suatu hari Triton tahu bahwa Ariel sering pergi ke permukaan laut. Triton marah sekali. Dia mencemaskan keselamatan Ariel. Maka dia meminta sahabat kepercayaannya, Sebastian si kepiting, untuk mengawasi Ariel.
Beberapa hari kemudian Ariel melihat ada kapal melintas di permukaan laut. “Manusia!” seru Ariel sambil cepat- cepat berenang mendekati kapal itu. “Oh, tidak!” teriak Sebastian. Cepat- cepat dia dan Flounder mengejar Ariel.
Ketika Ariel muncul di permukaan air, dilihatnya sebuah kapal besar penuh pelaut yang bernyanyi- nyanyi dan menari- nari. Mata Ariel bercahaya ketika dia melihat pemuda gagah yang oleh para pelaut dipanggil Pangeran Erik. Ariel jatuh cinta pada pandangan pertama. Tiba- tiba langit menjadi gelap dan kilat menyambar- nyambar. Kapal Pangeran Erik bukan tandingan badai yang mengerikan itu. Kapal itu diombang- ambingkan ombak dan Pangeran Erik terlempar ke laut.
“Aku harus menyelamatkannya!” teriak Ariel. Disambarnya Pangeran yang hampir tenggelam itu, lalu dia berenang ke pantai. Ditariknya Pangeran Erik ke atas pasir. Pangeran Erik tidak bergerak ketika Ariel menyentuh wajahnya dengan lembut dan menyanyikan sebuah lagu cinta yang indah untuknya. Tak lama kemudian Ariel mendengar anak buah Pangeran mencarinya. Dia tak ingin dilihat manusia. Jadi, diciumnya Pangeran, lalu dia cepat- cepat menyelam kembali ke laut.
Pangeran Erik siuman dan menemukan Sir Grimsby, pelayannya yang setia, di sisinya. “Apa yang terjadi?” Tanya Sir Grimsby. Dia senang Pangeran Erik masih hidup. “Ada gadis,” kata Pangeran yang masih kelihatan bingung. “Seorang gadis menyelamatkan aku lalu menyanyi. Suaranya merdu sekali. Belum pernah aku mendengar suara semerdu itu. Aku ingin menemukan gadis itu dan aku ingin menikah dengannya!” Rupanya Pangeran Erik juga telah jatuh cinta.
TRITON MARAH
Raja Triton marah sekali ketika ia tahu bahwa Ariel jatuh cinta pada seorang manusia. Dia segera berenang ke gua tempat Ariel menyimpan koleksi barang- barang miliknya. “Ayah, aku mencintainya!” kata Ariel, “Aku ingin bersamanya!”. “Dia manusia! Pemakan ikan!” teriak Triton, “Tidak boleh!” Diangkatnya trisula saktinya. Sambaran- samnbaran kilatnya menghancurkan semua harta kesayangan Ariel. Lalu Raja Lautan itu pergi. Ariel menutup wajahnya dan menangis.
Sementara itu, tak jauh dari situ, kekuatan jahat sedang bekerja di kerajaan bawah laut. Ursula, si Penyihir Laut, yang dulu memerintah kerajaan bawah laut sebelum Triton, sedang mencari cara untuk menggulingkan Triton. Lewat bola kristalnya, dia bisa melihat Ariel yang sedang menangis. Dia mendapat ide, “Aku bisa mengalahkan Raja laut lewat anaknya.”
Ursula mengirim sepasang pelayan belutnya, Flotsam dan Jetsam, ke gua Ariel. Mereka berhasil meyakinkan Ariel bahwa Ursula bisa membantunya mendapatkan Pangeran yang dicintainya. Ariel sedang sedih sekali, sampai- sampai dia mengabaikan peringatan Sebastian dan ikut bersama Flotsam dan Jetsam untuk menemui si Penyihir Laut.
URSULA
“Aku punya tawaran untukmu, anak manis,” kata Ursula ketika Ariel sudah memasuki sarangnya. “Tawaran?” Tanya Ariel lugu. “Ya,” kata si Penyihir, “Aku akan membuatmu menjadi manusia selama tiga hari dan kau akan menemui Pangeranmu. Jika kau bisa membuatnya menciummu sebelum matahari terbenam pada hari ketiga, kau akan bersama selamanya, sebagai manusia. Jika dia tidak menciummu, kau akan berubah kembali menjadi putri duyung, dan kau akan menjadi tawananku! Dan imbalan untuk tawaran ini adalah suaramu,” kata si penyihir. “Suaraku?” tanya Ariel terkejut, “Aku tak akan bisa berbicara atau menyanyi. Bagaimana aku bisa membuat Pangeran jatuh cinta padaku?”. “Kau kan masih punya wajahmu yang cantik,” jawab Ursula.
kaki ariel
Setelah Ariel menyetujui tawaran Ursula, si Penyihir Laut menggunakan kekuatan sihirnya. Perubahan yang mengejutkan terjadi. Ekor Ariel lenyap. Kini dia punya dua kaki dan menjadi manusia. Pada saat yang bersamaan suaranya meninggalkan tubuhnya dan ditangkap dalam sebuah kerang. Ketika dia ingin mencari Pangeran, Ariel dibantu sahabat- sahabatnya ke pantai. Dia mencoba berbicara kepada mereka, tetapi tak ada suara yang keluar.
Tak lama kemudian Ariel bertemu dengan Pangeran Erik, yang telah jatuh cinta kepadanya sejak mendengarnya bernyanyi. Mula- mula Pangeran mengira telah bertemu kembali dengan gadis yang pernah menolongnya. Tetapi Ariel tak dapat berbicara, maka Pangeran mengira dia keliru. Pangeran Erik kasihan kepada Ariel, yang perlu pakaian, mandi, dan makan. Dibawanya Ariel ke istananya.
ariel dan pangeran
Dalam dua hari berikutnya, Pangeran Erik menyukai Ariel, tetapi dia tetap merindukan si gadis yang bersuara merdu. Ketika sedang berperahu berdua, Pangeran Erik sudah hamper mencium Ariel. Sayangnya Flotsam dan Jetsam membalikkan perahu mereka. “Nyaris saja!” kata Ursula yang menyaksikan segalanya lewat bola kristalnya. “Aku harus bertindak sendiri!” ujar Ursula. Si Penyihir Laut lalu minum ramuan sihir dan berubah menjadi seorang gadis cantik.
Pada pagi hari ketiga, istana menjadi sibuk. Pangeran Erik akan menikah dengan seorang gadis yang baru saja dijumpainya. Kasihan Ariel. Pangeran Erik telah tersihir. Ursula, yang kini tampil sebagai gadis cantik, telah menggunakan suara Ariel, yang disimpannya dalam kerang dan digantungkan di lehernya. Pangeran Erik mengira dia adalah gadis yang menyelamatkannya ketika kapalnya karam. Ariel pun patah hati.
gadis cantik
Upacara pernikahan akan berlangsung di atas kapal baru Pangeran Erik. Skatel kebetulan terbang melintasi kapal itu, tepat ketika si pengantin putri melewati cermin. Bayangan yang terpantul di cermin adalah bayangan Penyihir Laut. Skatel sadar bahwa Pangeran Erik telah ditipu. Cepat- cepat dia menjelaskan hal ini kepada Ariel dan teman- temannya yang lain. Sebastian cepat menyusun rencana. Flounder membantu Ariel naik ke kapal Pangeran Erik. Skatel mengatur sekawanan camar temannya untuk menunda pernikahan. “Aku akan memberitahu Triton akan hal ini,” kata Sebastian.
Pernikahan Pangeran Erik dan si gadis hampir dilaksanakan, ketika sekawanan burung camar, dipimpin oleh Skatel, meluncur turun menyerang si pengantin putri. Pengantin putri berteriak. Suara yang keluar adalah suara Penyihir Laut. Ariel naik ke geladak tepat ketika Skatel berhasil menjatuhkan kerang yang berisi suara Ariel dari leher si gadis. Kerang itu pecah dan suara Ariel kembali kepadanya.
“Oh, Pangeran Erik, aku mencintaimu,” kata Ariel. “Rupanya memang kau,” kata Pangeran Erik. Matahari menghilang di ufuk barat, tepat ketika mereka akan berciuman. Waktu tiga hari yang diberikan kepada Ariel telah habis. Dia berubah kembali menjadi Putri Duyung, sementara si gadis juga berubah menjadi Penyihir Laut. Ursula menyambar Ariel dan terjun ke laut.
Berkat pemberitahuan Sebastian, Triton sudah menunggu di sarang Ursula ketika mereka tiba di sana. “Kulepaskan anakmu jika kau mau menjadi gantinya,” seru Ursula. Triton setuju. Sekarang Triton yang menjadi tawanan Ursula, menggantikan Ariel. Ursula memiliki trisula sakti Triton dan menguasai kerajaan bawah laut. Tiba- tiba sebuah pedang menusuk bahu Ursula. Rupanya Pangeran Erik datang untuk menyelamatkan Ariel. Ariel berenang ke permukaan laut bersamanya. Tetapi Ursula mengikuti tepat di belakang mereka. Seiring dengan bertambahnya kemarahannya, tubuhnya pun semakin besar, sampai muncul ke atas permukaan laut.
ursula marah
Pangeran Erik berenang ke arah kapalnya, lalu segera naik. Disambarnya kemudi dan diarahkannya kapalnya ke tubuh Ursula. Tepat ketika Ursula akan mengirim sambaran kilat maut ke arah Ariel dengan trisulanya, kapal Pangeran Erik menabraknya. Si Penyihir Laut yang jahat telah binasa.
triton
Karena si Penyihir Laut telah mati, Triton bebas. Dia muncul ke atas permukaan laut dengan memegang trisulanya. Dilihatnay Ariel sedang menatap Pangeran Erik dengan tatapan cinta. “Ariel betul- betul mencintainya, ya,” kata si Raja Lautan kepada Sebastian yang berada di sampingnya. Sebastian mengangguk. “Aku akan rindu padanya,” Triton menambahkan, kemudian diangkatnya trisula saktinya dan diarahkannya kilat sakti ke arah ekor Ariel.
Ekor si Putri Duyung lenyap dan sekali lagi dia punya kaki. Ariel sekarang menjadi manusia. Pangeran Erik pun mencium gadis yang dicintainya itu. Tak lama kemudian mereka menikah dan berlayar bersama.
pernikahan

Aladin dan Lampu Ajaib


.


Dahulu kala, di kota Persia, seorang Ibu tinggal dengan anak laki-lakinya yang bernama Aladin. Suatu hari datanglah seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain. Kemudian laki-laki itu mengakui Aladin sebagai keponakannya. Laki-laki itu mengajak Aladin pergi ke luar kota dengan seizin ibu Aladin untuk membantunya. Jalan yang ditempuh sangat jauh. Aladin mengeluh kecapaian kepada pamannya tetapi ia malah dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar, kalau tidak mau Aladin akan dibunuhnya. Aladin akhirnya sadar bahwa laki-laki itu bukan pamannya melainkan seorang penyihir. Laki-laki penyihir itu kemudian menyalakan api dengan kayu bakar dan mulai mengucapkan mantera. "Kraak…" tiba-tiba tanah menjadi berlubang seperti gua.

Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke dasarnya. "Ayo turun! Ambilkan aku lampu antik di dasar gua itu", seru si penyihir. "Tidak, aku takut turun ke sana", jawab Aladin. Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada Aladin. "Ini adalah cincin ajaib, cincin ini akan melindungimu", kata si penyihir. Akhirnya Aladin menuruni tangga itu dengan perasaan takut. Setelah sampai di dasar ia menemukan pohon-pohon berbuah permata. Setelah buah permata dan lampu yang ada di situ dibawanya, ia segera menaiki tangga kembali. Tetapi, pintu lubang sudah tertutup sebagian. "Cepat berikan lampunya !", seru penyihir. "Tidak ! Lampu ini akan kuberikan setelah aku keluar", jawab Aladin. Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar dan akhirnya "Brak!" pintu lubang ditutup oleh si penyihir lalu meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. "Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu, Tuhan, tolonglah aku !", ucap Aladin.


Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan. "Maafkan saya, karena telah mengagetkan Tuan", saya adalah peri cincin kata raksasa itu. "Oh, kalau begitu bawalah aku pulang kerumah." "Baik Tuan, naiklah kepunggungku, kita akan segera pergi dari sini", ujar peri cincin. Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya. "Kalau tuan memerlukan saya panggillah dengan menggosok cincin Tuan."


Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. "Mengapa penyihir itu menginginkan lampu kotor ini ya ?", kata Ibu sambil menggosok membersihkan lampu itu. "Syut !" Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri lampu. "Sebutkanlah perintah Nyonya", kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami hal seperti ini memberi perintah,"kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami". Dalam waktu singkat peri Lampu membawa makanan yang lezat-lezat kemudian menyuguhkannya. "Jika ada yang diinginkan lagi, panggil saja saya dengan menggosok lampu itu", kata si peri lampu.

Demikian hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja. "Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya". Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan Aladin. "Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku." Raja amat senang. "Wah..., anakmu pasti seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian dengan membawa serta putriku".

Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan meminta peri lampu untuk membawakan sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian peri lampu datang dengan Istana megah di punggungnya. "Tuan, ini Istananya". Esok hari sang Raja dan putrinya datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. "Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu ?", Tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua melaksanakan pesta pernikahan.

Nun jauh disana, si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin. Ia berteriak-teriak, "tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !". Sang permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan peri lampu memboyong istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut. Lalu memanggil peri cincin dan bertanya kepadanya apa yang telah terjadi. "Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya kepadaku", seru Aladin. "Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri lampu," ujar peri cincin. "Baik kalau begitu aku yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan kau kesana", seru Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung. "Penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum bir", ujar sang Putri. "Baik, jangan kuatir aku akan mengambil kembali lampu ajaib itu, kita nanti akan menang", jawab Aladin.
Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera menggosoknya. "Singkirkan penjahat ini", seru Aladin kepada peri lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi peri lampu langsung membanting penyihir itu hingga tewas. "Terima kasih peri lampu, bawalah kami dan Istana ini kembali ke Persia". Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.

3 Babi Kecil dan Serigala


.


Dongeng ini dimulai dari tiga ekor babi kecil yang hidup bersama ibunya. Ketiga ekor babi kecil ini begitu cepat tumbuh besar. Suatu hari ibunda mereka memberi mereka wejangan untuk membangun rumah tinggal masing-masing agar terhindar dari serigala. Serigala adalah binatang yang paling ditakuti oleh ketiga ekor babi ini dan ibundanya. Spontan mereka panik, mereka yang selalu bersikap seperti babi yang masih kecil dan manja sekarang harus hidup mandiri.
Tibalah saat mereka mandiri, ketika mereka berjalan bertemulah ketiga ekor babi itu dengan seorang yang membawa jerami. Dengan cepat dan tanpa piker panjang, babi pertama meminta jerami itu. Akhirnya babi pertama membangun rumah berbahan jerami. Babi ketiga makin putus asa ketika babi kedua bertemu dengan seseorang yang membawa kayu dan kayu itu diberikan kepada babi kedua serta dengan cepat ia bangun rumah tersebut.
Tiga babi dan seekor serigala
Babi ketiga dalam keputusasaan tetapi ia tetap sabar. Akhirnya ia merasa senang ketia ia bertemu dengan seseorang yang membawa bata dan memberikan bata itu padanya. Dalam sekejap rumah itu berdiri kokoh dan babi ketiga yakin bahwa serigala tak akan memangsanya.
Masalah pun datang, serigala mendatangi rumah tiap babi. Dengan sekali tiup saja, rumah babi pertama dan kedua langsung roboh tak bersisa termasuk para pemiliknya si babi pertama dan kedua. Dengan perut yang kenyang serigala mendatangi rumah babi ketiga, tentu saja untuk memangsanya lagi. Ditupnya rumah babi ketiga berulang kali, hingga angin dari tiupannya tak dapat berhembus lagi. Serigala marah dan kembali merasa lapar.
Dengan berbagai akal serigala membujuk babi ketiga. Mulai dari bertemu di kebun lobak pukul empat sore. Tapi babi ketiga tahu bahwa serigala ingin memangsanya. Babi ketiga datang lebih awal dan mengisi keranjangnya dengan lobak hingga penuh. Serigala makin kesal, ia pun terus menerus membujuk babi ketiga tapi babi ketiga semakin cerdik.
Setiap tawaran serigala dijawab dengan kata ia, tapi ia selalu datang lebih awal dan meninggalkan serigala agar selamat. Meskipun ia harus menggelinding dalam sebuah tong yang ia beli ketika mempunyai janji dengan serigala bertemu di festival.
Pada akhirnya serigala termakan oleh rencananya sendiri. Riwayatnya berakhir ketika ia ingin masuk ke rumah babi ketiga melalu cerobong asap. Babi ketiga yang sungguh cerdik, dengan sigap memanaskan air dalam panci tak bertutup dan diletakkan tepat diatas tungku hingga panas. Kemudian, serigala pun jatuh dan tersiram bahkan drebus hidup-hidup dalam panci yang berisi air panas tersebut.
Secara keseluruhan, buku cerita dongeng Tiga Babi Kecil ini memiliki alur yang sangat menarik dan member beragai inspirasi. Pesan-pesan moralnya begitu banyak dan bermanfaat terutama untuk anak-anak. Dalam pemaparannya juga digunakan bahasa yang mudah dipahami. Namun, ada satu kekuangan, yaitu dalam cerita ini kurang dipaparkan rasa gotong royong dan kekeluargaan dari para tokohnya terutama tiga ekor babi kecil. Walaupun mereka ingin membangun rumah sendiri, tetapi rasa gotong royong itu sangat diperlukan.

Alice in Wonderland


.


Pada suatu hari di musim panas yang hangat ,Alice mulai bosan duduk di samping kakaknya, yang hidungnya terkubur dalam sebuah buku. Tiba-tiba, sebuah Kelinci putih kecil dengan mata merah muda berlari di depan berteriak padanya, "Aduh,aduh... aku terlambat."
Kelinci menarik arloji dari sakunya untuk memeriksa waktu. Dia menggelengkan kepalanya, kemudian menghilang ke dalam lubang kelinci. "Aku harus mencari tahu mengapa dia terburu-buru!" seru Alice. 

Dipenuhi dengan rasa ingin tahu, ia berlari ke lubang kelinci dan mengintip lewat pintu masuk.
Lubang menurun tiba-tiba dan Alice terjatuh kedalamnya. "Kapan aku bisa mencapai bagian bawah lubang ini mengerikan?"ia berteriak, saat jatuh tak berdaya ke bawah.

Akhirnya dia mendarat di sebuah lorong panjang yang sempit dengan pintu dari berbagai ukuran. Pada tiga-
meja berkaki, Alice menemukan kunci emas kecil dan botol hijau yang mengatakan "MINUM AKU". "Kunci ini harus sesuai salah satu pintu," katanya.
"Ini adalah satu di belakang meja," serunya, "tapi aku terlalu besar untuk muat melalui seperti sebuah pintu kecil. Mungkin ramuan dalam botol yang akan membantu saya," ia memutuskan. Dan dia meminumnya.

Alice mulai menyusut sampai ia tidak lebih besar dari sebuah boneka. Dia membuka pintu dan berlari cepat melewatinya. "Apa taman yang indah!" serunya. "Kenapa, aku tidak lebih besar dari serangga yang merangkak pada bunga-bunga ini." Tapi kegembiraan segera mereda. Alice tumbuh bosan dengan ukuran mungilnya. "Saya ingin menjadi besar lagi," teriak dia.

Dia berteriak kaget tiba-tiba  Kelinci putih berlari melewatinya lagi. Menyuruh Alice seakan-akan dia pembantunya, ia memerintahkan, "Pergilah ke pondok saya dan mengambil sarung tangan dan kipas."
Alice bingung dengan perilaku kelinci. "Mungkin saya akan menemukan sesuatu di pondok untuk membantu saya," katanya penuh harap.

Sepotong kue cokelat yang terletak di atas meja depan pintu. Di samping kue adalah catatan yang berbunyi "MAKAN SAYA". "Aku sangat lapar," kata Alice sambil makan kue. "Saya merasa aneh Oh tidak! Saya sudah tumbuh lebih besar dari rumah ini!." dia menangis.

"Minggir! kamu menutupi pintu!" teriak Kelinci Putih. Alice berhasil mengambil kipasnya. Segera, ia mulai menyusut.
"Oh, aku tidak akan pernah kembali ke ukuran yang tepat," seru Alice. 

Dia pergi mencari bantuan. Segera, ia melihat ulat hijau mengenakan jaket merah muda.Dia duduk di atas sebuah jamur besar, mengisap pipa gelembung. "Satu sisi membuat Anda besar, sisi lain membuat Anda kecil," katanya kepada Alice sebelum merayap pergi.
"Satu sisi apa?" Alice memanggilnya.
"Jamur, konyol," jawabnya.
Alice makan sepotong jamur. "Syukurlah, aku tumbuh!" dia menangis, "Tapi
arah mana aku harus pergi? "


"Itu jalan mengarah ke Mad Hatter. Cara lain mengarah ke-Lae March Hare," kata suara. Alice berbalik untuk menemukan Cheshire Cat tersenyum di pohon. "Saya akan lihat nanti di pertandingan kriket Ratu," katanya sebelum menghilang.

Alice berjalan menyusuri jalan setapak, "Menakjubkan! Sebuah pesta teh," pikirnya.
"Tidak ada ruang untuk Anda!" teriak Mad Hatter, "Anda mungkin tinggal jika Anda menjawab teka-teki saya." Alice tersenyum. Dia suka teka-teki.
Setelah beberapa teka-teki , Alice menjadi bingung. "Setiap kali saya menjawab, Anda mengajukan pertanyaan lagi," katanya kepada Mad Hatter.
"Kami tidak tahu jawaban," dia tertawa. "Ini adalah buang-buang waktu," omel Alice. Yang lain mengabaikan Alice. Mereka mencoba untuk membangunkan tikus temannya.

Alice melanjutkan jalan-jalannya. Dia menemukan dirinya di tengah-tengah lapangan di mana Queen of Hearts sedang bermain kriket. Penjaga nya dan tukang kebun yang berbentuk seperti kartu. Salah satu tukang kebun telah menanam mawar putih kemudian dicat merah oleh mereka, "Penggal kepala mereka!" teriak Ratu. "Aku benci mawar putih!" "Apakah Anda pernah bermain croquet?" Ratu bertanya kepada Alice.

"Ya," jawab Alice takut-takut. "Tapi aku tidak pernah menggunakan flamingo atau landak.""Bermain dengan aku!" memerintahkan Ratu "Dan biarkan aku menang atau aku akan memenggal kepalamu!". Alice mencoba yang terbaik untuk bermain ,tapi ia mengalami kesulitan dengan dia flamingo. "penggal kepalanya!" teriak Ratu.

Sesaaat itu terompet terdengar di pengadilan.
Semua orang bergegas ke ruang sidang. "sekarang waktunya Pengadilan ," Kelinci Putih mengumumkan, "Silahkan Alice maju ke depan" Alice berdiri dan menatap tempat juri duduk, 
di mana Kelinci Putih dan Mad Hatter yang membuat kekacauan. Dormouse yang tidur dan Cheshire Cat tersenyum padanya. 

"Apa yang terjadi, apa salahku?" tanya Alice.
Anda bersalah mencuri tart lezat berbentuk hati  "tuduh Ratu,"! Dan sekarang Anda harus dihukum. Penggal kepalanya!..penggal kepalanya!" teriak Ratu.

"Aneh sekali," jawab Alice. "Saya tidak mencuri! saya hanya bermain kriket.!"
Alice merasa seseorang menyentuh bahunya, "Bangun. Anda sudah tidur terlalu lama," kata kakaknya lembut.

"Aku bermimpi aneh," kata Alice. Dia mengatakan kepada adiknya tentang Kelinci Putih, pesta teh aneh, Ratu Hati dan sidang. Tapi kakaknya tidak memperhatikan. "Kau asik membaca lagi," gumam Alice. Saat ia menggeliat, Alice melihat Kelinci putih kecil dengan mata merah muda bergegas balik pohon.

Gadis Penjual Korek Api


.

Di malam natal, orang-orang berjalan dengan wajah yang gembira memenuhi jalan di kota. Di jalan itu ada seorang gadis kecil mengenakan pakaian compang-camping sedang menjual korek api. "Mau beli korek api?" "Ibu, belilah korek api ini." "Aku tidak butuh korek api, sebab di rumah ada banyak." Tidak ada seorang pun yang membeli korek api dari gadis itu.
Tetapi, kalau ia pulang tanpa membawa uang hasil penjualan korek api, akan dipukuli oleh ayahnya. Ketika akan menyeberangi 'alan. Grek! Grek! Tiba-tiba sebuah kereta kuda berlari dengan kencangnya. "Hyaaa! Awaaaaas!" Gadis itu melompat karena terkejut. Pada saat itu sepatu yang dipakainya terlepas dan terlempar entah ke mana. Sedangkan sepatu sebelahnya jatuh di seberang jalan. Ketika gadis itu bermaksud pergi untuk memungutnya, seorang anak lakilaki memungut sepatu itu lalu melarikan diri. "Wah, aku menemukan barang yang bagus."
Akhirnya gadis itu bertelanjang kaki. Di sekitarnya, korek api jatuh berserakan. Sudah tidak bisa dijual lagi. Kalau pulang ke rumah begini saja, ia tidak dapat membayangkan bagaimana hukuman yang akan diterima dari ayahnya. Apa boleh buat, gadis itu membawa korek api yang tersisa, lalu berjalan dengan sangat lelahnya. Terlihatlah sinar yang terang dari jendela sebuah rumah. Ketika gadis itu pergi mendekatinya, terdengar suara tawa gembira dari dalam rumah.
Di rumah, yang dihangatkan oleh api perapian, dan penghuninya terlihat sedang menikmati hidangan natal yang lezat. Gadis itu meneteskan air mata. "Ketika ibu masih hidup, di rumahku juga merayakan natal seperti ini." Dari jendela terlihat pohon natal berkelipkelip dan anak-anak yang gembira menerima banyak hadiah. Akhirnya cahaya di sekitar jendela hilang, dan di sekelilingnya menjadi sunyi.
Salju yang dingin terus turun. Sambil menggigil kedinginan, gadis itu duduk tertimpa curahan salju. Perut terasa lapar dan sudah tidak bisa bergerak. Gadis yang kedinginan itu, menghembus-hembuskan nafasnya ke tangan. Tetapi, sedikit pun tak menghangatkannya. "Kalau aku menyalakan korek api ini, mungkin akan sedikit terasa hangat." Kemudian gadis itu menyalakan sebatang korek api dengan menggoreskannya di dinding.
Crrrs Lalu dari dalam nyala api muncul sebuah penghangat. "Oh, hangatnya." Gadis itu mengangkat tangannya ke arah tungku pemanas. Pada saat api itu padaamtungku pemanaspun menghilang. Gadis itu menyalakan batang korek api yang kedua. Kali ini dari dalam nyala api muncul aneka macam hidangan.
Di depan matanya, berdiri sebuah meja yang penuh dengan makanan hangat. "Wow! Kelihatannya enak." Kemudian seekor angsa panggang melayang menghampirinya. Tetapi, ketika ia berusaha menjangkau, apinya padam dan hidangan itu menghilang. Gadis itu segera mengambil korek apinya, lalu menyalakannya lagi. Crrrs!
Tiba-tiba gadis itu sudah berada di bawah sebuah pohon natal yang besar. "Wow! Lebih indah daripada pohon natal yang terlihat dari jendela tadi." Pada pohon natal itu terdapat banyak lilin yang bersinar. "Wah! Indah sekali!" Gadis itu tanpa sadar menjulurkan tangannya lalu korek api bergoyang tertiup angin. Tetapi, cahaya lilin itu naik ke langit dan semakin redup. Lalu berubah menjadi bintang yang sangat banyak.
Salah satu bintang itu dengan cepat menjadi bintang beralih. "Wah, malam ini ada seseorang yang mati dan pergi ke tempat Tuhan,ya... Waktu Nenek masih hidup, aku diberitahu olehnya." Sambil menatap ke arah langit, gadis itu teringat kepada Neneknya yang baik hati. Kemudian gadis itu menyalakan sebatang lilin la i. Lalu di dalam cahaya api muncul wujud Nenek yang dirindukannya. Sambil tersenyum, Nenek menjulurkan tangannya ke arah gadis itu.
"Nenek!" Serasa mimpi gadis itu melo ' mpat ke dalam pelukan Nenek. "Oh, Nenek, sudah lama aku ingin bertemu' " Gadis itu menceritakan peristiwa yang dialaminya, di dalam pelukan Nenek yang disayanginya. "Kenapa Nenek pergi meninggalkanku seorang diri? Jangan pergi lagi. Bawalah aku pergi ke tempat Nenek." Pada saat itu korek api yang dibakar anak itu padam. "Ah, kalau apinya mati, Nenek pun akan pergi juga. Seperti tungku pemanas dan makanan tadi..."
Gadis itu segera mengumpulkan korek api yang tersisa, lalu menggosokkan semuanya. Gulungan korek api itu terbakar, dan menyinari sekitarnya seperti siang harl. Nenek memeluk gadis itu dengan erat. Dengan diselimuti cahaya, nenek dan gadis itu pergi naik ke langit dengan perlahanlahan. "Nenek, kita mau pergi ke mana?" "Ke tempat Tuhan berada."
Keduanya semakin lama semakin tinggi ke arah langit. Nenek berkata dengan lembut kepada gadis itu, "Kalau sampai di surga, Ibumu yang menunggu dan menyiapkan makanan yang enak untuk kita." Gadis itu tertawa senang. Pagi harinya. Orang-orang yang lewat di jalan menemukan gadis penjual korek api tertelungkup di dalam salju. "Gawat! Gadis kecil ini jatuh pingsan di tempat seperti ini." "Cepat panggil dokter!"
Orang-orang yang berkumpul di sekitarnya semuanya menyesalkan kematian gadis itu. Ibu yang menolak membeli korek api pada malam kemarin menangis dengan keras dan berkata, "Kasihan kamu, Nak. Kalau tidak ada tempat untuk pulang, sebaiknya kumasukkan ke dalam rumah." Orang-orang kota mengadakan upacara pemakaman gadis itu di gereja, dan berdoa kepada Tuhan agar mereka berbuat ramah meskipun pada orang miskin.

Itik Buruk Rupa


.

Pada suatu zaman dahulu kala hiduplah seorang pria tua yang buruk rupa yang bernama Mike.Wajahnya yang buruk membuat semua orang takut untuk mendekatinya sehingga ia diasingkn ke sebuah hutan. Sebenarnya wajah buruk yang dimilikinya bukanlah wajah aslinya melainkan dikutuk oleh seorang peri yang bernama Zerre yang hanya bisa musnah apabila ada seorang gadis yang mencintainya dengan setulus hati.
Pada suatu malam terjadilah hujan angin yang menyababkan seorang laki-laki tua tidak bisa kembali pulang ke rumahnya, kemudian ditengah hutan belantara ia melihat kastil si buruk rupa, ia mendekati kastil itu dan masuk Setelah ia masuk ia terkejut melihat makanan sudah terhidang di meja makan,tempat tidur sudah tertata rapi dan air hangat untuk mandi sudah tersedia. Tanpa rasa ragu ia menggunakan semua peralatan yang tersedia di dalam kastil itu, keesokan harinya ia terbangun dan kembali pulang ke rumahnya tetapi sebelum ia pulang, ia memetik setangkai mawar yang akan ia berikan kepada putrinya. Tanpa ia sangka si buruk rupa marah besar padanya dan mengatakan bapak tua itu akan di bunuh apabila ia tidak membawa seorang putri untuknya sebagai penggantinya.
Dengan perasaan yang tidak enak bapak tua itu memasuki rumahnya, ketiga putri bapak tua itu menyambutnya dengan riang gembira akan tetapi melihat raut wajah bapaknya anak-anaknya merasa sedih. Putrinya yang paling bungsu bertanya "apakah yang terjadi pada enakau bapak?", dengan perasaan terpaksa si bapak menceritakan kejadian yang ia alami kepada ketiga anaknya.Si bapak bertanya kepada ketiga putrinya" nak' menurut kalian bagaimana solusi dari masalah ini!"
Putri sulungnya berkata" bagaimana kalau si bungsu saja yang menggantikan bapak karena menurut kami berdua dialah orang yang paling tepat. Dengan perasaan pasrah si bungsu menyetujuinya. Keesokan harinya si bungsu menuju kastil si buruk rupa. Sesampainya disana si bungsu di sambut dengan ramah oleh si buruk rupa, si bungsu merasa sangat ketakutan melihat wajah si buruk rupa.
Hari demi hari telah ia lalui bersama si buruk rupa hingga rasa takut yang dulu ia rasakan berubah menjadi rasa sayang. Pada suatu malam yang sunyi si bungsu mendapat mimpi buruk, dalam mimpinya ia bertemu dengan seorang peri yang memberitahukan bahwa kesehatan bapaknya terganggu, tanpa ragu si bungsu menceritakan mimpinya itu pada si buruk rupa dan si bungsu ingin menjenguk bapaknya. Setalah lama berfikir akhirnya si buruk rupa mengizinkan si bungsu pulang untuk menjenguk bapaknya yang sakit dengan syarat si bungsu hanya boleh menemui bapaknya tidak lebih dari satu minggu apabila dilanggar maka si buruk rupa akan mati. Si buruk rupa maemberikan sebuah cincin kepada si bungsu dan si buruk rupa berkata " sekarang kau tidurlah dan besok pagi kau akan terbangun dirumahmu".
Keesokan harinya kedua kakak si bungsu terkejut melihat si bungsu sedang memasak bubur untuk bapaknya. Karena si bungsu diperlakukan dengan istimewa oleh si buruk rupa, mereka berencana tidak akan membiarkan si bungsu kembali ke kastilnya si buruk rupa. Beberapa hari kemudian kesehatan bapaknya kembali putih dan sudah saatnya si bungsu kembali ke kastilnya si buruk rupa. Namun pada saat si bungsu ingin kembali kedua kakaknya mencegah dengan alasan tunggu sampai kesehatan bapak benar-benar putih dan si bungsu menyetujuinya. Satu minggu telah lewat si bungsu belum juga kembali ke kastilnya si buruk rupa, dan pada malam harinya si bungsu mendapat mimpi si buruk rupa terbujur kaku dengan wajah yang membiru.
Tanpa berpamitan kepada bapak dan kedua kakaknya ia langsung meninggalkan rumah dan kembali ke kastil.Setelah si bungsu sampai si bungsu melihat si buruk rupa terbujur kaku.Dengan cepat si bungsu mendekati si buruk rupa dengan meneteskan air matanya. Dengan tetesan air mata si bungsu tiba-tiba si buruk rupa berubah menjadi pria yang sangat tampan yang ternyata seorang pangeran. Dengan perasaan yang bahagia mereka berdua menikah dan hidup bahagia selamanya dan kedua kakaknya mengakui semua kesalahan mereka.

Selasa, 19 Februari 2013

Pinokio

Diposting oleh cathy khaterina di 04.31 0 komentar

Di suatu kota, ada sebuah toko milik kakek Gepeto pembuat boneka. “Alangkah senangnya kalau boneka manis ini menjadi seorang anak.”

Setelah kakek berbisik demikian, terjadi satu keajaiban. “Selamat siang, Papa.” Boneka itu berbicara dan mulai berjalan. Dengan amat gembira, kakek berkata, “Mulai hari ini, engkau anakku. Kau kuberi nama Pinokio.” “Agar kau menjadi anak pintar, besok kau mulai sekolah , ya!”
 Keesokan paginya, Kakek Gepeto menjual pakaiannya dan dengan uang itu ia membelikan Pinokio sebuah buku ABC. “Belajarlah baik-baik dengan buku ini!” “Terima kasih, Papa. Aku pergi sekolah, dan akan belajar dengan giat.” “Hati-hati ya!” pesan kakek.

            Tetapi dari arah yang berlawanan dengan sekolahnya terdengar suara, “Drum, dum, dum, dum.” Ketika Pinokio mendekat ternyata itu adalah tenda sandiwara boneka. Pinokio lalu menjual buku ABC-nya, membeli karcis dengan uang itu dan masuk ke dalam. Di dalam tenda sandiwara, sebuah boneka anak perempuan akan telah dikepung prajurit berpedang. “Lihat! Jahat sekali prajurit itu…” Pinokio naik ke panggung, dan menerjang boneka prajurit. Tali boneka itu putus dan jatuhlah boneka itu. Pemilik sandiwara yang marah segera menangkap Pinokio dan akan melemparnya ke api. “Maafkan aku. Kalau aku dibakar, kasihan papa yang sudah tua,” kata Pinokio. “Aku berjanji pada papa untuk belajar di sekolah dengan rajin. Karena iba, pemilik sandiwara melepaskan Pinokio dan memberinya beberapa keping uang. “Gunakan uang ini untuk membeli buku-buku pelajaranmu,” kata pemilik sandiwara tersebut.

            Kemudian Pinokio pergi untuk membeli buku. Tetapi di tengah jalan, Rubah dan Kucing melihat keadaan itu. Mereka menyapa Pinokio dengan ramah. “Selamat siang, Pinokio yang baik. Kalau uang emas itu bertambah banyak, pasti papamu lebih senang, ya!”
             Bagaimana cara menambah uang emas ini?” Tanya pinokio. “Gampang. Kau bisa menanamnya di bawah pohon ajaib. Lalu tidurlah, maka pada saat kau bangun nanti, pohon itu akan berbuah banyak sekali uang emas.” Kemudian Pinokio diantar oleh Rubah dan Kucing, menanam uang emasnya di bawah pohon ajaib. Ketika Pinokio mulai tidur siang. Rubah dan Kucing menggali uang emas itu dan menggantung Pinokio di pohon, setelah itu mereka pergi.
            Tolong…..” teriak Pinokio ketika sudah bangun dari tidurnya dan mengetahui dirinya tergantung di sebuah pohon. Seorang Dewi yang melihat keadaan Pinokio, mengutus burung elang untuk menolongnya. Burung elang membawa Pinokio dengan paruhnya, dan membawanya ke ruangan di mana Dewi telah menunggu. Dewi menidurkan Pinokio di tempat tidur dan memberinya obat.
            Nah, minumlah obat ini maka kau akan cepat sembuh. Setelah itu pulang, ya!” kata Dewi. “Lebih baik mati daripada minum obat yang pahit.” Pinokio terus menolak. Akhirnya Dewi menjadi marah, “Plak plak!” Ia menampar. Lalu datanglah empat ekor kelinci yang menggotong peti mati. Pinokio terkejut sekali, cepat-cepat ia meminum obat yang pahit itu. “Pinokio, mengapa kau tidak pergi ke seolah?” Tanya Dewi. “Hmm.. di jalan, aku menjual buku-ku untuk anak miskin yang kelaparan dan membelikannya roti. Karena itu aku tidak bisa pergi ke sekolah….” Tiba-tiba saja “syuut” hidung Pinokio mulai memanjang. “Pinokio!” Kalau kau berbohong, hidungmu akan memanjang sampai ke langit.” “Maafkan aku. Aku tak akan berbohong lagi.” Pinokio meminta maaf. Dewi tersenyum, dan memerintahkan burung pelatuk mematuki hidung Pinokio, mengembalikannya ke bentuk semula. “Ayo cepat kembali ke rumah, dan belajar ke sekolah!”
            Di tengah perjalanan pulang, Pinokio bertemu dengan kereta dunia bermain. Pinokio tidak bisa menahan diri untuk tidak naik. Pinokio telah lupa akan janjinya pada Dewi, setiap hari ia hanya bermain-main saja.
            Pada suatu hari, Pinokio terkejut melihat wajahnya yang terpantuk di permukaan air. “Ah! Telingaku jadi telinga keledai! Aku pun berbuntut!” teriaknya. Ternyata anak-anak lain pun telah menjadi keledai. Akhirnya Pinokio pun menjadi seekor keledai dan dijual ke sirkus. Pinokio telah melanggar janjinya kepada Dewi, maka ia mendapat hukuman.
            Setiap hari ia dipecut, dan harus melompati lingkaran api yang panas. Walaupun takut, Pinokio tetap meloncat. Akhirnya ia terjatuh sampai kakinya patah. Pemilik sirkus menjadi marah. “Keledai dungu! Lebih baik dibuang ke laut.” Kemudian Pinokio dilempar ke laut. “Blup blup blup” Pinokio tenggelam ke dasar laut, ikan-ikan datang menggigitnya. Lalu kulit keledai terlepas, dan dari dalamnya muncul si Pinokio. “Terima kasih ikan-ikan.” Sebenarnya Dewi melihat bahwa Pinokio telah menyadari kesalahannya dan memerintahkan ikan-ikan untuk menolongnya.
            Sambil berenang, Pinokio berjanji dalam hati “Kali ini setelah aku pulang ke rumah aku akan ke sekolah dan belajar dengan giat. Aku juga akan membantu pekerjaan di rumah dan menjaga papa.” Pada saat itu “Hrrr…., seekor ikan hiu besar datang mendekat dengan suara yang menyeramkan. “Haaa…. Tolong.” Pinokio ditelan oleh ikan hiu yang besar itu. “Hap” Di dalam perut hiu benar-benar gelap gulita. Tetapi di kejauhan terlihat seberkas sinar. Ternyata itu adalah kakek Gepeto.
            Papa!” “Pinokio!” Mereka berdua saling berpelukan. “Aku pergi ke laut untuk mencarimu, dan aku ditelan hiu ini. Tapi ternyata di sini aku bertemu denganmu. Untung kita selamat!”
            Ayo, kita keluar dari sini!” “Badanku sudah lemah. Kau saja yang pergi.” “Aku tidak mau kalau tidak bersama-sama Papa.” Ketika ikan hiu sedang tidur, Pinokio melarikan diri dari mulut hiu dengan menggendong kakek Gepeto di punggungnya.
            Dengan sekuat tenaga ia berenang sampai akhirnya tiba di pantai. Mereka menyewa sebuah pondok petani terdekat. Sambil merawat kakek, Pinokio bekerja setiap hari. Akhirnya kakek menjadi sehat kembali. “Pinokio, karena kaulah aku jadi sehat seperti ini. Terima kasih ya!”
            Papa, mulai sekarang aku akan lebih menurut lagi.” Tiba-tiba saja sekeliling mereka menjadi bersinar terang,” Pinokio, kau telah menjadi seorang anak yang baik.” Dewi muncul, dan merubah Pinokio si boneka menjadi seorang anak manusi

Dongeng Ariel

Diposting oleh cathy khaterina di 04.30 0 komentar

TRITON DAN PUTRINYA
Raja Triton, Raja Lautan yang perkasa, punya banyak anak perempuan. Mereka mencintai dunia bawah laut, tempat mereka tinggal. Tetapi Ariel, anak bungsunya, memimpikan dunia di atas permukaan air, dunia manusia. Meskipun ayahnya telah memperingatkannya agar tidak ke sana, Ariel mengabaikannya. Dia sering berenang ke permukaan laut.
ARIEL DAN TEMAN- TEMAN
Ariel dan sahabatnya, Flounder, senang mengunjungi Skatel si burung camar. Skatel memberitahu mereka tentang segala barang manusia yang ditemukan Ariel di dasar laut. Pada suatu hari Triton tahu bahwa Ariel sering pergi ke permukaan laut. Triton marah sekali. Dia mencemaskan keselamatan Ariel. Maka dia meminta sahabat kepercayaannya, Sebastian si kepiting, untuk mengawasi Ariel.
Beberapa hari kemudian Ariel melihat ada kapal melintas di permukaan laut. “Manusia!” seru Ariel sambil cepat- cepat berenang mendekati kapal itu. “Oh, tidak!” teriak Sebastian. Cepat- cepat dia dan Flounder mengejar Ariel.
Ketika Ariel muncul di permukaan air, dilihatnya sebuah kapal besar penuh pelaut yang bernyanyi- nyanyi dan menari- nari. Mata Ariel bercahaya ketika dia melihat pemuda gagah yang oleh para pelaut dipanggil Pangeran Erik. Ariel jatuh cinta pada pandangan pertama. Tiba- tiba langit menjadi gelap dan kilat menyambar- nyambar. Kapal Pangeran Erik bukan tandingan badai yang mengerikan itu. Kapal itu diombang- ambingkan ombak dan Pangeran Erik terlempar ke laut.
“Aku harus menyelamatkannya!” teriak Ariel. Disambarnya Pangeran yang hampir tenggelam itu, lalu dia berenang ke pantai. Ditariknya Pangeran Erik ke atas pasir. Pangeran Erik tidak bergerak ketika Ariel menyentuh wajahnya dengan lembut dan menyanyikan sebuah lagu cinta yang indah untuknya. Tak lama kemudian Ariel mendengar anak buah Pangeran mencarinya. Dia tak ingin dilihat manusia. Jadi, diciumnya Pangeran, lalu dia cepat- cepat menyelam kembali ke laut.
Pangeran Erik siuman dan menemukan Sir Grimsby, pelayannya yang setia, di sisinya. “Apa yang terjadi?” Tanya Sir Grimsby. Dia senang Pangeran Erik masih hidup. “Ada gadis,” kata Pangeran yang masih kelihatan bingung. “Seorang gadis menyelamatkan aku lalu menyanyi. Suaranya merdu sekali. Belum pernah aku mendengar suara semerdu itu. Aku ingin menemukan gadis itu dan aku ingin menikah dengannya!” Rupanya Pangeran Erik juga telah jatuh cinta.
TRITON MARAH
Raja Triton marah sekali ketika ia tahu bahwa Ariel jatuh cinta pada seorang manusia. Dia segera berenang ke gua tempat Ariel menyimpan koleksi barang- barang miliknya. “Ayah, aku mencintainya!” kata Ariel, “Aku ingin bersamanya!”. “Dia manusia! Pemakan ikan!” teriak Triton, “Tidak boleh!” Diangkatnya trisula saktinya. Sambaran- samnbaran kilatnya menghancurkan semua harta kesayangan Ariel. Lalu Raja Lautan itu pergi. Ariel menutup wajahnya dan menangis.
Sementara itu, tak jauh dari situ, kekuatan jahat sedang bekerja di kerajaan bawah laut. Ursula, si Penyihir Laut, yang dulu memerintah kerajaan bawah laut sebelum Triton, sedang mencari cara untuk menggulingkan Triton. Lewat bola kristalnya, dia bisa melihat Ariel yang sedang menangis. Dia mendapat ide, “Aku bisa mengalahkan Raja laut lewat anaknya.”
Ursula mengirim sepasang pelayan belutnya, Flotsam dan Jetsam, ke gua Ariel. Mereka berhasil meyakinkan Ariel bahwa Ursula bisa membantunya mendapatkan Pangeran yang dicintainya. Ariel sedang sedih sekali, sampai- sampai dia mengabaikan peringatan Sebastian dan ikut bersama Flotsam dan Jetsam untuk menemui si Penyihir Laut.
URSULA
“Aku punya tawaran untukmu, anak manis,” kata Ursula ketika Ariel sudah memasuki sarangnya. “Tawaran?” Tanya Ariel lugu. “Ya,” kata si Penyihir, “Aku akan membuatmu menjadi manusia selama tiga hari dan kau akan menemui Pangeranmu. Jika kau bisa membuatnya menciummu sebelum matahari terbenam pada hari ketiga, kau akan bersama selamanya, sebagai manusia. Jika dia tidak menciummu, kau akan berubah kembali menjadi putri duyung, dan kau akan menjadi tawananku! Dan imbalan untuk tawaran ini adalah suaramu,” kata si penyihir. “Suaraku?” tanya Ariel terkejut, “Aku tak akan bisa berbicara atau menyanyi. Bagaimana aku bisa membuat Pangeran jatuh cinta padaku?”. “Kau kan masih punya wajahmu yang cantik,” jawab Ursula.
kaki ariel
Setelah Ariel menyetujui tawaran Ursula, si Penyihir Laut menggunakan kekuatan sihirnya. Perubahan yang mengejutkan terjadi. Ekor Ariel lenyap. Kini dia punya dua kaki dan menjadi manusia. Pada saat yang bersamaan suaranya meninggalkan tubuhnya dan ditangkap dalam sebuah kerang. Ketika dia ingin mencari Pangeran, Ariel dibantu sahabat- sahabatnya ke pantai. Dia mencoba berbicara kepada mereka, tetapi tak ada suara yang keluar.
Tak lama kemudian Ariel bertemu dengan Pangeran Erik, yang telah jatuh cinta kepadanya sejak mendengarnya bernyanyi. Mula- mula Pangeran mengira telah bertemu kembali dengan gadis yang pernah menolongnya. Tetapi Ariel tak dapat berbicara, maka Pangeran mengira dia keliru. Pangeran Erik kasihan kepada Ariel, yang perlu pakaian, mandi, dan makan. Dibawanya Ariel ke istananya.
ariel dan pangeran
Dalam dua hari berikutnya, Pangeran Erik menyukai Ariel, tetapi dia tetap merindukan si gadis yang bersuara merdu. Ketika sedang berperahu berdua, Pangeran Erik sudah hamper mencium Ariel. Sayangnya Flotsam dan Jetsam membalikkan perahu mereka. “Nyaris saja!” kata Ursula yang menyaksikan segalanya lewat bola kristalnya. “Aku harus bertindak sendiri!” ujar Ursula. Si Penyihir Laut lalu minum ramuan sihir dan berubah menjadi seorang gadis cantik.
Pada pagi hari ketiga, istana menjadi sibuk. Pangeran Erik akan menikah dengan seorang gadis yang baru saja dijumpainya. Kasihan Ariel. Pangeran Erik telah tersihir. Ursula, yang kini tampil sebagai gadis cantik, telah menggunakan suara Ariel, yang disimpannya dalam kerang dan digantungkan di lehernya. Pangeran Erik mengira dia adalah gadis yang menyelamatkannya ketika kapalnya karam. Ariel pun patah hati.
gadis cantik
Upacara pernikahan akan berlangsung di atas kapal baru Pangeran Erik. Skatel kebetulan terbang melintasi kapal itu, tepat ketika si pengantin putri melewati cermin. Bayangan yang terpantul di cermin adalah bayangan Penyihir Laut. Skatel sadar bahwa Pangeran Erik telah ditipu. Cepat- cepat dia menjelaskan hal ini kepada Ariel dan teman- temannya yang lain. Sebastian cepat menyusun rencana. Flounder membantu Ariel naik ke kapal Pangeran Erik. Skatel mengatur sekawanan camar temannya untuk menunda pernikahan. “Aku akan memberitahu Triton akan hal ini,” kata Sebastian.
Pernikahan Pangeran Erik dan si gadis hampir dilaksanakan, ketika sekawanan burung camar, dipimpin oleh Skatel, meluncur turun menyerang si pengantin putri. Pengantin putri berteriak. Suara yang keluar adalah suara Penyihir Laut. Ariel naik ke geladak tepat ketika Skatel berhasil menjatuhkan kerang yang berisi suara Ariel dari leher si gadis. Kerang itu pecah dan suara Ariel kembali kepadanya.
“Oh, Pangeran Erik, aku mencintaimu,” kata Ariel. “Rupanya memang kau,” kata Pangeran Erik. Matahari menghilang di ufuk barat, tepat ketika mereka akan berciuman. Waktu tiga hari yang diberikan kepada Ariel telah habis. Dia berubah kembali menjadi Putri Duyung, sementara si gadis juga berubah menjadi Penyihir Laut. Ursula menyambar Ariel dan terjun ke laut.
Berkat pemberitahuan Sebastian, Triton sudah menunggu di sarang Ursula ketika mereka tiba di sana. “Kulepaskan anakmu jika kau mau menjadi gantinya,” seru Ursula. Triton setuju. Sekarang Triton yang menjadi tawanan Ursula, menggantikan Ariel. Ursula memiliki trisula sakti Triton dan menguasai kerajaan bawah laut. Tiba- tiba sebuah pedang menusuk bahu Ursula. Rupanya Pangeran Erik datang untuk menyelamatkan Ariel. Ariel berenang ke permukaan laut bersamanya. Tetapi Ursula mengikuti tepat di belakang mereka. Seiring dengan bertambahnya kemarahannya, tubuhnya pun semakin besar, sampai muncul ke atas permukaan laut.
ursula marah
Pangeran Erik berenang ke arah kapalnya, lalu segera naik. Disambarnya kemudi dan diarahkannya kapalnya ke tubuh Ursula. Tepat ketika Ursula akan mengirim sambaran kilat maut ke arah Ariel dengan trisulanya, kapal Pangeran Erik menabraknya. Si Penyihir Laut yang jahat telah binasa.
triton
Karena si Penyihir Laut telah mati, Triton bebas. Dia muncul ke atas permukaan laut dengan memegang trisulanya. Dilihatnay Ariel sedang menatap Pangeran Erik dengan tatapan cinta. “Ariel betul- betul mencintainya, ya,” kata si Raja Lautan kepada Sebastian yang berada di sampingnya. Sebastian mengangguk. “Aku akan rindu padanya,” Triton menambahkan, kemudian diangkatnya trisula saktinya dan diarahkannya kilat sakti ke arah ekor Ariel.
Ekor si Putri Duyung lenyap dan sekali lagi dia punya kaki. Ariel sekarang menjadi manusia. Pangeran Erik pun mencium gadis yang dicintainya itu. Tak lama kemudian mereka menikah dan berlayar bersama.
pernikahan

Aladin dan Lampu Ajaib

Diposting oleh cathy khaterina di 04.28 0 komentar

Dahulu kala, di kota Persia, seorang Ibu tinggal dengan anak laki-lakinya yang bernama Aladin. Suatu hari datanglah seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain. Kemudian laki-laki itu mengakui Aladin sebagai keponakannya. Laki-laki itu mengajak Aladin pergi ke luar kota dengan seizin ibu Aladin untuk membantunya. Jalan yang ditempuh sangat jauh. Aladin mengeluh kecapaian kepada pamannya tetapi ia malah dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar, kalau tidak mau Aladin akan dibunuhnya. Aladin akhirnya sadar bahwa laki-laki itu bukan pamannya melainkan seorang penyihir. Laki-laki penyihir itu kemudian menyalakan api dengan kayu bakar dan mulai mengucapkan mantera. "Kraak…" tiba-tiba tanah menjadi berlubang seperti gua.

Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke dasarnya. "Ayo turun! Ambilkan aku lampu antik di dasar gua itu", seru si penyihir. "Tidak, aku takut turun ke sana", jawab Aladin. Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada Aladin. "Ini adalah cincin ajaib, cincin ini akan melindungimu", kata si penyihir. Akhirnya Aladin menuruni tangga itu dengan perasaan takut. Setelah sampai di dasar ia menemukan pohon-pohon berbuah permata. Setelah buah permata dan lampu yang ada di situ dibawanya, ia segera menaiki tangga kembali. Tetapi, pintu lubang sudah tertutup sebagian. "Cepat berikan lampunya !", seru penyihir. "Tidak ! Lampu ini akan kuberikan setelah aku keluar", jawab Aladin. Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar dan akhirnya "Brak!" pintu lubang ditutup oleh si penyihir lalu meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. "Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu, Tuhan, tolonglah aku !", ucap Aladin.


Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan. "Maafkan saya, karena telah mengagetkan Tuan", saya adalah peri cincin kata raksasa itu. "Oh, kalau begitu bawalah aku pulang kerumah." "Baik Tuan, naiklah kepunggungku, kita akan segera pergi dari sini", ujar peri cincin. Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya. "Kalau tuan memerlukan saya panggillah dengan menggosok cincin Tuan."


Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. "Mengapa penyihir itu menginginkan lampu kotor ini ya ?", kata Ibu sambil menggosok membersihkan lampu itu. "Syut !" Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri lampu. "Sebutkanlah perintah Nyonya", kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami hal seperti ini memberi perintah,"kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami". Dalam waktu singkat peri Lampu membawa makanan yang lezat-lezat kemudian menyuguhkannya. "Jika ada yang diinginkan lagi, panggil saja saya dengan menggosok lampu itu", kata si peri lampu.

Demikian hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja. "Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya". Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan Aladin. "Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku." Raja amat senang. "Wah..., anakmu pasti seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian dengan membawa serta putriku".

Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan meminta peri lampu untuk membawakan sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian peri lampu datang dengan Istana megah di punggungnya. "Tuan, ini Istananya". Esok hari sang Raja dan putrinya datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. "Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu ?", Tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua melaksanakan pesta pernikahan.

Nun jauh disana, si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin. Ia berteriak-teriak, "tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !". Sang permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan peri lampu memboyong istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut. Lalu memanggil peri cincin dan bertanya kepadanya apa yang telah terjadi. "Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya kepadaku", seru Aladin. "Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri lampu," ujar peri cincin. "Baik kalau begitu aku yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan kau kesana", seru Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung. "Penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum bir", ujar sang Putri. "Baik, jangan kuatir aku akan mengambil kembali lampu ajaib itu, kita nanti akan menang", jawab Aladin.
Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera menggosoknya. "Singkirkan penjahat ini", seru Aladin kepada peri lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi peri lampu langsung membanting penyihir itu hingga tewas. "Terima kasih peri lampu, bawalah kami dan Istana ini kembali ke Persia". Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.

3 Babi Kecil dan Serigala

Diposting oleh cathy khaterina di 04.26 0 komentar

Dongeng ini dimulai dari tiga ekor babi kecil yang hidup bersama ibunya. Ketiga ekor babi kecil ini begitu cepat tumbuh besar. Suatu hari ibunda mereka memberi mereka wejangan untuk membangun rumah tinggal masing-masing agar terhindar dari serigala. Serigala adalah binatang yang paling ditakuti oleh ketiga ekor babi ini dan ibundanya. Spontan mereka panik, mereka yang selalu bersikap seperti babi yang masih kecil dan manja sekarang harus hidup mandiri.
Tibalah saat mereka mandiri, ketika mereka berjalan bertemulah ketiga ekor babi itu dengan seorang yang membawa jerami. Dengan cepat dan tanpa piker panjang, babi pertama meminta jerami itu. Akhirnya babi pertama membangun rumah berbahan jerami. Babi ketiga makin putus asa ketika babi kedua bertemu dengan seseorang yang membawa kayu dan kayu itu diberikan kepada babi kedua serta dengan cepat ia bangun rumah tersebut.
Tiga babi dan seekor serigala
Babi ketiga dalam keputusasaan tetapi ia tetap sabar. Akhirnya ia merasa senang ketia ia bertemu dengan seseorang yang membawa bata dan memberikan bata itu padanya. Dalam sekejap rumah itu berdiri kokoh dan babi ketiga yakin bahwa serigala tak akan memangsanya.
Masalah pun datang, serigala mendatangi rumah tiap babi. Dengan sekali tiup saja, rumah babi pertama dan kedua langsung roboh tak bersisa termasuk para pemiliknya si babi pertama dan kedua. Dengan perut yang kenyang serigala mendatangi rumah babi ketiga, tentu saja untuk memangsanya lagi. Ditupnya rumah babi ketiga berulang kali, hingga angin dari tiupannya tak dapat berhembus lagi. Serigala marah dan kembali merasa lapar.
Dengan berbagai akal serigala membujuk babi ketiga. Mulai dari bertemu di kebun lobak pukul empat sore. Tapi babi ketiga tahu bahwa serigala ingin memangsanya. Babi ketiga datang lebih awal dan mengisi keranjangnya dengan lobak hingga penuh. Serigala makin kesal, ia pun terus menerus membujuk babi ketiga tapi babi ketiga semakin cerdik.
Setiap tawaran serigala dijawab dengan kata ia, tapi ia selalu datang lebih awal dan meninggalkan serigala agar selamat. Meskipun ia harus menggelinding dalam sebuah tong yang ia beli ketika mempunyai janji dengan serigala bertemu di festival.
Pada akhirnya serigala termakan oleh rencananya sendiri. Riwayatnya berakhir ketika ia ingin masuk ke rumah babi ketiga melalu cerobong asap. Babi ketiga yang sungguh cerdik, dengan sigap memanaskan air dalam panci tak bertutup dan diletakkan tepat diatas tungku hingga panas. Kemudian, serigala pun jatuh dan tersiram bahkan drebus hidup-hidup dalam panci yang berisi air panas tersebut.
Secara keseluruhan, buku cerita dongeng Tiga Babi Kecil ini memiliki alur yang sangat menarik dan member beragai inspirasi. Pesan-pesan moralnya begitu banyak dan bermanfaat terutama untuk anak-anak. Dalam pemaparannya juga digunakan bahasa yang mudah dipahami. Namun, ada satu kekuangan, yaitu dalam cerita ini kurang dipaparkan rasa gotong royong dan kekeluargaan dari para tokohnya terutama tiga ekor babi kecil. Walaupun mereka ingin membangun rumah sendiri, tetapi rasa gotong royong itu sangat diperlukan.

Alice in Wonderland

Diposting oleh cathy khaterina di 04.23 0 komentar

Pada suatu hari di musim panas yang hangat ,Alice mulai bosan duduk di samping kakaknya, yang hidungnya terkubur dalam sebuah buku. Tiba-tiba, sebuah Kelinci putih kecil dengan mata merah muda berlari di depan berteriak padanya, "Aduh,aduh... aku terlambat."
Kelinci menarik arloji dari sakunya untuk memeriksa waktu. Dia menggelengkan kepalanya, kemudian menghilang ke dalam lubang kelinci. "Aku harus mencari tahu mengapa dia terburu-buru!" seru Alice. 

Dipenuhi dengan rasa ingin tahu, ia berlari ke lubang kelinci dan mengintip lewat pintu masuk.
Lubang menurun tiba-tiba dan Alice terjatuh kedalamnya. "Kapan aku bisa mencapai bagian bawah lubang ini mengerikan?"ia berteriak, saat jatuh tak berdaya ke bawah.

Akhirnya dia mendarat di sebuah lorong panjang yang sempit dengan pintu dari berbagai ukuran. Pada tiga-
meja berkaki, Alice menemukan kunci emas kecil dan botol hijau yang mengatakan "MINUM AKU". "Kunci ini harus sesuai salah satu pintu," katanya.
"Ini adalah satu di belakang meja," serunya, "tapi aku terlalu besar untuk muat melalui seperti sebuah pintu kecil. Mungkin ramuan dalam botol yang akan membantu saya," ia memutuskan. Dan dia meminumnya.

Alice mulai menyusut sampai ia tidak lebih besar dari sebuah boneka. Dia membuka pintu dan berlari cepat melewatinya. "Apa taman yang indah!" serunya. "Kenapa, aku tidak lebih besar dari serangga yang merangkak pada bunga-bunga ini." Tapi kegembiraan segera mereda. Alice tumbuh bosan dengan ukuran mungilnya. "Saya ingin menjadi besar lagi," teriak dia.

Dia berteriak kaget tiba-tiba  Kelinci putih berlari melewatinya lagi. Menyuruh Alice seakan-akan dia pembantunya, ia memerintahkan, "Pergilah ke pondok saya dan mengambil sarung tangan dan kipas."
Alice bingung dengan perilaku kelinci. "Mungkin saya akan menemukan sesuatu di pondok untuk membantu saya," katanya penuh harap.

Sepotong kue cokelat yang terletak di atas meja depan pintu. Di samping kue adalah catatan yang berbunyi "MAKAN SAYA". "Aku sangat lapar," kata Alice sambil makan kue. "Saya merasa aneh Oh tidak! Saya sudah tumbuh lebih besar dari rumah ini!." dia menangis.

"Minggir! kamu menutupi pintu!" teriak Kelinci Putih. Alice berhasil mengambil kipasnya. Segera, ia mulai menyusut.
"Oh, aku tidak akan pernah kembali ke ukuran yang tepat," seru Alice. 

Dia pergi mencari bantuan. Segera, ia melihat ulat hijau mengenakan jaket merah muda.Dia duduk di atas sebuah jamur besar, mengisap pipa gelembung. "Satu sisi membuat Anda besar, sisi lain membuat Anda kecil," katanya kepada Alice sebelum merayap pergi.
"Satu sisi apa?" Alice memanggilnya.
"Jamur, konyol," jawabnya.
Alice makan sepotong jamur. "Syukurlah, aku tumbuh!" dia menangis, "Tapi
arah mana aku harus pergi? "


"Itu jalan mengarah ke Mad Hatter. Cara lain mengarah ke-Lae March Hare," kata suara. Alice berbalik untuk menemukan Cheshire Cat tersenyum di pohon. "Saya akan lihat nanti di pertandingan kriket Ratu," katanya sebelum menghilang.

Alice berjalan menyusuri jalan setapak, "Menakjubkan! Sebuah pesta teh," pikirnya.
"Tidak ada ruang untuk Anda!" teriak Mad Hatter, "Anda mungkin tinggal jika Anda menjawab teka-teki saya." Alice tersenyum. Dia suka teka-teki.
Setelah beberapa teka-teki , Alice menjadi bingung. "Setiap kali saya menjawab, Anda mengajukan pertanyaan lagi," katanya kepada Mad Hatter.
"Kami tidak tahu jawaban," dia tertawa. "Ini adalah buang-buang waktu," omel Alice. Yang lain mengabaikan Alice. Mereka mencoba untuk membangunkan tikus temannya.

Alice melanjutkan jalan-jalannya. Dia menemukan dirinya di tengah-tengah lapangan di mana Queen of Hearts sedang bermain kriket. Penjaga nya dan tukang kebun yang berbentuk seperti kartu. Salah satu tukang kebun telah menanam mawar putih kemudian dicat merah oleh mereka, "Penggal kepala mereka!" teriak Ratu. "Aku benci mawar putih!" "Apakah Anda pernah bermain croquet?" Ratu bertanya kepada Alice.

"Ya," jawab Alice takut-takut. "Tapi aku tidak pernah menggunakan flamingo atau landak.""Bermain dengan aku!" memerintahkan Ratu "Dan biarkan aku menang atau aku akan memenggal kepalamu!". Alice mencoba yang terbaik untuk bermain ,tapi ia mengalami kesulitan dengan dia flamingo. "penggal kepalanya!" teriak Ratu.

Sesaaat itu terompet terdengar di pengadilan.
Semua orang bergegas ke ruang sidang. "sekarang waktunya Pengadilan ," Kelinci Putih mengumumkan, "Silahkan Alice maju ke depan" Alice berdiri dan menatap tempat juri duduk, 
di mana Kelinci Putih dan Mad Hatter yang membuat kekacauan. Dormouse yang tidur dan Cheshire Cat tersenyum padanya. 

"Apa yang terjadi, apa salahku?" tanya Alice.
Anda bersalah mencuri tart lezat berbentuk hati  "tuduh Ratu,"! Dan sekarang Anda harus dihukum. Penggal kepalanya!..penggal kepalanya!" teriak Ratu.

"Aneh sekali," jawab Alice. "Saya tidak mencuri! saya hanya bermain kriket.!"
Alice merasa seseorang menyentuh bahunya, "Bangun. Anda sudah tidur terlalu lama," kata kakaknya lembut.

"Aku bermimpi aneh," kata Alice. Dia mengatakan kepada adiknya tentang Kelinci Putih, pesta teh aneh, Ratu Hati dan sidang. Tapi kakaknya tidak memperhatikan. "Kau asik membaca lagi," gumam Alice. Saat ia menggeliat, Alice melihat Kelinci putih kecil dengan mata merah muda bergegas balik pohon.

Gadis Penjual Korek Api

Diposting oleh cathy khaterina di 04.19 0 komentar
Di malam natal, orang-orang berjalan dengan wajah yang gembira memenuhi jalan di kota. Di jalan itu ada seorang gadis kecil mengenakan pakaian compang-camping sedang menjual korek api. "Mau beli korek api?" "Ibu, belilah korek api ini." "Aku tidak butuh korek api, sebab di rumah ada banyak." Tidak ada seorang pun yang membeli korek api dari gadis itu.
Tetapi, kalau ia pulang tanpa membawa uang hasil penjualan korek api, akan dipukuli oleh ayahnya. Ketika akan menyeberangi 'alan. Grek! Grek! Tiba-tiba sebuah kereta kuda berlari dengan kencangnya. "Hyaaa! Awaaaaas!" Gadis itu melompat karena terkejut. Pada saat itu sepatu yang dipakainya terlepas dan terlempar entah ke mana. Sedangkan sepatu sebelahnya jatuh di seberang jalan. Ketika gadis itu bermaksud pergi untuk memungutnya, seorang anak lakilaki memungut sepatu itu lalu melarikan diri. "Wah, aku menemukan barang yang bagus."
Akhirnya gadis itu bertelanjang kaki. Di sekitarnya, korek api jatuh berserakan. Sudah tidak bisa dijual lagi. Kalau pulang ke rumah begini saja, ia tidak dapat membayangkan bagaimana hukuman yang akan diterima dari ayahnya. Apa boleh buat, gadis itu membawa korek api yang tersisa, lalu berjalan dengan sangat lelahnya. Terlihatlah sinar yang terang dari jendela sebuah rumah. Ketika gadis itu pergi mendekatinya, terdengar suara tawa gembira dari dalam rumah.
Di rumah, yang dihangatkan oleh api perapian, dan penghuninya terlihat sedang menikmati hidangan natal yang lezat. Gadis itu meneteskan air mata. "Ketika ibu masih hidup, di rumahku juga merayakan natal seperti ini." Dari jendela terlihat pohon natal berkelipkelip dan anak-anak yang gembira menerima banyak hadiah. Akhirnya cahaya di sekitar jendela hilang, dan di sekelilingnya menjadi sunyi.
Salju yang dingin terus turun. Sambil menggigil kedinginan, gadis itu duduk tertimpa curahan salju. Perut terasa lapar dan sudah tidak bisa bergerak. Gadis yang kedinginan itu, menghembus-hembuskan nafasnya ke tangan. Tetapi, sedikit pun tak menghangatkannya. "Kalau aku menyalakan korek api ini, mungkin akan sedikit terasa hangat." Kemudian gadis itu menyalakan sebatang korek api dengan menggoreskannya di dinding.
Crrrs Lalu dari dalam nyala api muncul sebuah penghangat. "Oh, hangatnya." Gadis itu mengangkat tangannya ke arah tungku pemanas. Pada saat api itu padaamtungku pemanaspun menghilang. Gadis itu menyalakan batang korek api yang kedua. Kali ini dari dalam nyala api muncul aneka macam hidangan.
Di depan matanya, berdiri sebuah meja yang penuh dengan makanan hangat. "Wow! Kelihatannya enak." Kemudian seekor angsa panggang melayang menghampirinya. Tetapi, ketika ia berusaha menjangkau, apinya padam dan hidangan itu menghilang. Gadis itu segera mengambil korek apinya, lalu menyalakannya lagi. Crrrs!
Tiba-tiba gadis itu sudah berada di bawah sebuah pohon natal yang besar. "Wow! Lebih indah daripada pohon natal yang terlihat dari jendela tadi." Pada pohon natal itu terdapat banyak lilin yang bersinar. "Wah! Indah sekali!" Gadis itu tanpa sadar menjulurkan tangannya lalu korek api bergoyang tertiup angin. Tetapi, cahaya lilin itu naik ke langit dan semakin redup. Lalu berubah menjadi bintang yang sangat banyak.
Salah satu bintang itu dengan cepat menjadi bintang beralih. "Wah, malam ini ada seseorang yang mati dan pergi ke tempat Tuhan,ya... Waktu Nenek masih hidup, aku diberitahu olehnya." Sambil menatap ke arah langit, gadis itu teringat kepada Neneknya yang baik hati. Kemudian gadis itu menyalakan sebatang lilin la i. Lalu di dalam cahaya api muncul wujud Nenek yang dirindukannya. Sambil tersenyum, Nenek menjulurkan tangannya ke arah gadis itu.
"Nenek!" Serasa mimpi gadis itu melo ' mpat ke dalam pelukan Nenek. "Oh, Nenek, sudah lama aku ingin bertemu' " Gadis itu menceritakan peristiwa yang dialaminya, di dalam pelukan Nenek yang disayanginya. "Kenapa Nenek pergi meninggalkanku seorang diri? Jangan pergi lagi. Bawalah aku pergi ke tempat Nenek." Pada saat itu korek api yang dibakar anak itu padam. "Ah, kalau apinya mati, Nenek pun akan pergi juga. Seperti tungku pemanas dan makanan tadi..."
Gadis itu segera mengumpulkan korek api yang tersisa, lalu menggosokkan semuanya. Gulungan korek api itu terbakar, dan menyinari sekitarnya seperti siang harl. Nenek memeluk gadis itu dengan erat. Dengan diselimuti cahaya, nenek dan gadis itu pergi naik ke langit dengan perlahanlahan. "Nenek, kita mau pergi ke mana?" "Ke tempat Tuhan berada."
Keduanya semakin lama semakin tinggi ke arah langit. Nenek berkata dengan lembut kepada gadis itu, "Kalau sampai di surga, Ibumu yang menunggu dan menyiapkan makanan yang enak untuk kita." Gadis itu tertawa senang. Pagi harinya. Orang-orang yang lewat di jalan menemukan gadis penjual korek api tertelungkup di dalam salju. "Gawat! Gadis kecil ini jatuh pingsan di tempat seperti ini." "Cepat panggil dokter!"
Orang-orang yang berkumpul di sekitarnya semuanya menyesalkan kematian gadis itu. Ibu yang menolak membeli korek api pada malam kemarin menangis dengan keras dan berkata, "Kasihan kamu, Nak. Kalau tidak ada tempat untuk pulang, sebaiknya kumasukkan ke dalam rumah." Orang-orang kota mengadakan upacara pemakaman gadis itu di gereja, dan berdoa kepada Tuhan agar mereka berbuat ramah meskipun pada orang miskin.

Itik Buruk Rupa

Diposting oleh cathy khaterina di 04.17 0 komentar
Pada suatu zaman dahulu kala hiduplah seorang pria tua yang buruk rupa yang bernama Mike.Wajahnya yang buruk membuat semua orang takut untuk mendekatinya sehingga ia diasingkn ke sebuah hutan. Sebenarnya wajah buruk yang dimilikinya bukanlah wajah aslinya melainkan dikutuk oleh seorang peri yang bernama Zerre yang hanya bisa musnah apabila ada seorang gadis yang mencintainya dengan setulus hati.
Pada suatu malam terjadilah hujan angin yang menyababkan seorang laki-laki tua tidak bisa kembali pulang ke rumahnya, kemudian ditengah hutan belantara ia melihat kastil si buruk rupa, ia mendekati kastil itu dan masuk Setelah ia masuk ia terkejut melihat makanan sudah terhidang di meja makan,tempat tidur sudah tertata rapi dan air hangat untuk mandi sudah tersedia. Tanpa rasa ragu ia menggunakan semua peralatan yang tersedia di dalam kastil itu, keesokan harinya ia terbangun dan kembali pulang ke rumahnya tetapi sebelum ia pulang, ia memetik setangkai mawar yang akan ia berikan kepada putrinya. Tanpa ia sangka si buruk rupa marah besar padanya dan mengatakan bapak tua itu akan di bunuh apabila ia tidak membawa seorang putri untuknya sebagai penggantinya.
Dengan perasaan yang tidak enak bapak tua itu memasuki rumahnya, ketiga putri bapak tua itu menyambutnya dengan riang gembira akan tetapi melihat raut wajah bapaknya anak-anaknya merasa sedih. Putrinya yang paling bungsu bertanya "apakah yang terjadi pada enakau bapak?", dengan perasaan terpaksa si bapak menceritakan kejadian yang ia alami kepada ketiga anaknya.Si bapak bertanya kepada ketiga putrinya" nak' menurut kalian bagaimana solusi dari masalah ini!"
Putri sulungnya berkata" bagaimana kalau si bungsu saja yang menggantikan bapak karena menurut kami berdua dialah orang yang paling tepat. Dengan perasaan pasrah si bungsu menyetujuinya. Keesokan harinya si bungsu menuju kastil si buruk rupa. Sesampainya disana si bungsu di sambut dengan ramah oleh si buruk rupa, si bungsu merasa sangat ketakutan melihat wajah si buruk rupa.
Hari demi hari telah ia lalui bersama si buruk rupa hingga rasa takut yang dulu ia rasakan berubah menjadi rasa sayang. Pada suatu malam yang sunyi si bungsu mendapat mimpi buruk, dalam mimpinya ia bertemu dengan seorang peri yang memberitahukan bahwa kesehatan bapaknya terganggu, tanpa ragu si bungsu menceritakan mimpinya itu pada si buruk rupa dan si bungsu ingin menjenguk bapaknya. Setalah lama berfikir akhirnya si buruk rupa mengizinkan si bungsu pulang untuk menjenguk bapaknya yang sakit dengan syarat si bungsu hanya boleh menemui bapaknya tidak lebih dari satu minggu apabila dilanggar maka si buruk rupa akan mati. Si buruk rupa maemberikan sebuah cincin kepada si bungsu dan si buruk rupa berkata " sekarang kau tidurlah dan besok pagi kau akan terbangun dirumahmu".
Keesokan harinya kedua kakak si bungsu terkejut melihat si bungsu sedang memasak bubur untuk bapaknya. Karena si bungsu diperlakukan dengan istimewa oleh si buruk rupa, mereka berencana tidak akan membiarkan si bungsu kembali ke kastilnya si buruk rupa. Beberapa hari kemudian kesehatan bapaknya kembali putih dan sudah saatnya si bungsu kembali ke kastilnya si buruk rupa. Namun pada saat si bungsu ingin kembali kedua kakaknya mencegah dengan alasan tunggu sampai kesehatan bapak benar-benar putih dan si bungsu menyetujuinya. Satu minggu telah lewat si bungsu belum juga kembali ke kastilnya si buruk rupa, dan pada malam harinya si bungsu mendapat mimpi si buruk rupa terbujur kaku dengan wajah yang membiru.
Tanpa berpamitan kepada bapak dan kedua kakaknya ia langsung meninggalkan rumah dan kembali ke kastil.Setelah si bungsu sampai si bungsu melihat si buruk rupa terbujur kaku.Dengan cepat si bungsu mendekati si buruk rupa dengan meneteskan air matanya. Dengan tetesan air mata si bungsu tiba-tiba si buruk rupa berubah menjadi pria yang sangat tampan yang ternyata seorang pangeran. Dengan perasaan yang bahagia mereka berdua menikah dan hidup bahagia selamanya dan kedua kakaknya mengakui semua kesalahan mereka.