Archive for Oktober 2011

Cemara Dan Mawar


.

Konon di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara seraya berkata; "Meskipun anda tumbuh begitu tegap, tetapi anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak dapat menarik kumbang dan lebah untuk mendekat." Konon di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara seraya berkata; "Meskipun anda tumbuh begitu tegap, tetapi anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak dapat menarik kumbang dan lebah untuk mendekat."
Pohon cemara diam saja. Demikianlah bunga mawar di mana-mana menyiarkan dan menceritakan tampak buruk pohon cemara, sehingga membuat pohon cemara tersingkir dan menyendiri di tengah hutan.
Ketika musim dingin datang dan turun salju yang lebat, bunga mawar yang sombong sangat sulit mempertahankan kehidupannya. Demikian pula dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon cemara yang masih tegak berdiri di tengah badai dingin yang menerpa bumi.
Di tengah malam yang sunyi, salju berbincang-bincang dengan pohon cemara. Salju berkata; " Setiap tahun saya datang ke bumi ini, selalu melihat kemakmuran dan keramaian di bumi berubah wajah. Hanya gersang dan sunyi senyap yang menyelimuti bumi. Namun, kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya dan berdiri tegak hingga dapat menahan segala macam tekanan alam. Begitu pula alam kehidupan dan manusia selalu mengalami perubahan." Demikianlah pembicaraan menarik antara pohon cemara dan salju yang terjadi di tengah malam pada musim dingin.
Sedih dan gembira selalu datang silih berganti; hanya dengan keteguhan jiwa dan pikiran,kebahagiaan itu dapat diraihnya. Caci maki dan fitnah tidak dapat menjatuhkan orang yang kuat.
Di dalam ungkapan Timur sering terdapat kata-kata : " Menengadah ke langit dan membuang ludah." dan " Menabur debu dengan angin yang berlawanan." Ini semua mengisahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan seseorang dan pada akhirnya mencelakakan dirinya sendiri. Menghadapi fitnahan dan celaan, hendaknya seseorang berlapang dada bagaikan langit besar yang tak bertepi.
Cuaca terang dan berawan selalu silih berganti. Belajar bagaikan cermin yang jernih dapat melihat keadaan sebenarnya.
Bunga mawar hanya merasakan kepuasan dan kecongkakan sejenak, tetapi pohon cemara dapat menghadapi, menerima dan menahan diri dengan tenang dan sabar.
Kita harus belajar dari sifat pohon cemara yang tegar menahan serangan, baik serangan yang bersifat tindakan, ucapan maupun pikiran ; dan menjadikannya sesuatu yang sejuk, hangat dan damai.

Cara Mengajar Terbaik


.

Hiduplah seorang guru yang bijaksana, guru tersebut memiliki beberapa orang murid, salah satu di antara muridnya ada yang gagu. Suatu hari sang guru menyuruh muridnya yang gagu untuk turun gunung. Sang guru berkata, "Besok, turun gununglah dan sebarkanlah ajaran Kebenaran yang telah kukabarkan kepada semua orang."
Muridnya yang gagu itu merasa rendah diri dan segera menulis di atas kertas, "Maafkan saya Guru, bagaimana mungkin saya dapat menyebarkan ajaran Guru, saya ini kan gagu. Mengapa Guru tidak menyuruh murid lain saja yang tentu mampu membabarkan ajaran Guru dengan lebih baik?"
Sang Guru tersenyum dan meminta muridnya merasakan sebiji anggur yang diberikan olehnya. "Anggur ini manis sekali," tulis muridnya.
Sang Guru kembali memberikan sebiji anggur yang lain. "Anggur ini masam sekali," tulis muridnya.
Kemudian Gurunya melakukan hal yang sama pada seekor burung beo. Biarpun diberi anggur yang manis maupun masam beo itu tetap saja mengoceh, "Masam...masam..."
Sang Guru menjelaskan pada muridnya, "Kebenaran bukanlah untuk dihafal, bukan pula cuma untuk dipelajari, tapi yang terutama adalah untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Cacat tubuh yang kita miliki janganlah menjadi rintangan dalam mengembangkan batin kita. Kita jangan seperti sebuah sendok yang penuh dengan madu, tapi tidak pernah mengetahui manisnya madu itu.
Kita jangan seperti beo yang pintar mengoceh, tapi tidak mengerti apa yang diocehkannya. Engkau memang tidak mampu berbicara dengan baik, tapi bukankah engkau bisa menyebarkan Kebenaran dengan cara-cara lain, misalnya menulis buku? Dan yang lebih penting, bukankah perilaku kamu yang sesuai dengan Kebenaran akan menjadi panutan bagi yang lain?

Pendawa Lima


.

Pernah dengar yang namanya "Pendawa Lima" atau orang Jawa biasa menyebut "Pendowo Limo". Bagi yang tahu banyak maupun sedikit soal wayang , pasti tahu (agak maksa nich), dan bagi yang kurang begitu tahu soal wayang pasti pernah dengar, semisal di album DEWA 19 jamannya Wong Aksan (Aksan Syuman) sebagai drummer.
Kata "lima" di belakangnya sebenarnya cuma penegas, karena sebenarnya "pendawa" itu berarti "anak lima lelaki semua" , jadi pasti jumlahnya lima.
Seperti juga "Sendang Kapit Pancuran" (indonesianya = sendang yang di apit oleh pancuran) berarti anaknya tiga yang nomer dua perempuan (sendang/lingga) dan yang mengapit lelaki (pancuran/yoni).
Kembali ke Pendawa Lima, walaupun saya tidak akan membahas wayang itu sendiri, tapi kata itu mempunyai makna yang sangat dalam bagi diriku, dimana makna yang terkandung didalamnya sangat erat dengan diri kita sendiri, dan kenapa harus "Pendawa Lima" yang menjadi tokoh sentral dari cerita Mahabarata itu sendiri, dan mengapa "Kurawa Seratus" yang menjadi musuh utamanya....
Cerita wayang yang sudah melegenda ribuan tahun ini tidak asal dibikin dinegeri asalnya, India. Saya juga yakin ketika Sunan Kalijaga sedikit berimprovisasi (disesuaikan budaya Jawa) juga penuh kehati - hatian dengan makna yang terkandung didalamnya. Cerita yang kudapat, kata empunya cerita, itu juga berasal dari Sunan Kalijaga waktu beliau membedah hakikat hidup itu sendiri, dimana sang sunan dalam masa mudanya pernah menjadi seorang "Brandal"  (tokoh perampok) dengan gelar Brandal Lokajaya, sebelum akhirnya dibimbing oleh Sunan Bonang.
Pendawa lima,
Tokoh didalamnya adalah lima bersaudara putra dari Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti & Dewi Madrim.
Yang terbuang dari tahtanya, menderita, berjuang kembali mendapat tahtanya dalam perang besar "Barata Yudha" dengan melawan saudara sendiri Kurawa Seratus.
Dari kelimanya mempunyai sifat/karakter sendiri - sendiri, yang mungkin kita anggap biasa - biasa saja. Tapi ternyata, seperti saya bilang diawal, semua itu ada makna yang terkandung didalamnya.
Pendawa lima adalah penggambaran dari Manusia itu sendiri, diri kita sendiri, coba kita ulas :
1. Puntadewa tertua pendawa, diceritakan sebagai orang jujur dan pintar, itu identik dengan mulut dan kepala manusia itu sendiri, dimana letak dari pintar berpusat di kepala itu sendiri, dan kata -kata di mulut.
2. Bima, kedua dari pendawa, berbadan raksasa, selalu berdiri tegak, lurus dan kokoh, walaupun di "paseban" (pertemuan dengan raja dan para pembesar) sekalipun, itu diibaratkan sebagai badan (dada/punggung.red), yang dimana akan lurus tanpa bisa ditekuk...(khan ngga ada kata - kata, menekuk dada, yang ada khan mengelus dada)
3. Arjuna, penengah pendawa, diceritakan dalam wayang dia beristri 999 cuman gagal sekali dalam kisah "Palguna dan Palgunadi", menggambarkan nafsu kejantanan dari lelaki.
4. Terakhir adalah si kembar, Nakula dan Sadewa. Selain dari kepala, mulut, badan dan kemaluan, semua bagian manusia normal selalu dua (kembar) (e.g. kaki,tangan,telinga,mata,etc)
Jadi bisa dikatakan bahwa, Pendawa Lima adalah hakikat manusia (lelaki) itu sendiri (secara badani), dimana mereka satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan satu sama lain, jadi harus sinkron, tidak boleh bertentangan.
Pada ceritanya, disaat perang "Barata Yudha",  Pendawa Lima mengalami tekanan dari orang terdekat mereka, dan karena kemulian mereka "Sri Kresna" harus memberi wejangan kepada mereka tentang darma seorang satria akan kebenaran. (diceritakan dalam kidung "Bhagawagita").
Lawan mereka adalah :
1. Kurawa seratus, yang merupakan saudara sepupu mereka sendiri, yang pada hakikatnya angka "seratus" adalah penggambaran dari banyaknya godaan - godaan duniawi itu sendiri, diceritakan kurawa adalah kumpulan orang - orang dengan variasi kesesatan.
Ini bisa di atasi oleh mereka, setelah mental mereka terbentuk lewat kidung "Bhagawagita" yang diceritakan oleh Sri Kresna
2. Karna, kakak Pendawa lain ayah, (salah satu tokoh wayang yang saya kagumi). Dialah lawan terberat Pendawa, setelah kakek Bisma, tidak hanya kesaktiannya, tapi yang lebih penting disini, Karna adalah citra(gambaran) dari Pendawa itu sendiri, melawan Karna adalah melawan diri sendiri.
Dan, disaat kebingungan itu munculah pahlawan besar, putra Bima dengan Arimbi, satria gagah perkasa, otot kawat, tulang besi dan mampu terbang ke angkasa dengan kotang Ontokusumonya, dia adalah Gatotkaca (orang jawa bilang Gatotkoco).
Di saat pendawa, khususnya Arjuna sangat gelisah ketika akan menghadapi Karna, maka Sri Kresna segera mengutus Gatotkaca untuk melawannya, akaibatnya Gatotkaca gugur di tangan Karna, tapi setelah itu, Karna menjadi tidak berdaya tanpa Kunta-wijayadanu yang telah lenyap diperut gatotkaca.
Setelah gugurnya Karna, jalan Pendawa meraih kemenangan semakin lapang.
Summary :
Cerita itu mungkin banyak yang pernah mendengarnya, tapi banyak yang dari kita tidak sadar bahwa banyak hikmah dari cerita itu.
Pengembaraanku di hutan - hutan Sumatera (Riau - Jambi - Palembang) telah banyak memberi kesempatan untuk mengkajinya dalam keheningan.
1. Pendawa Lima : adalah diri kita sendiri, secara badani maupun rohani
2. Kurawa seratus : Dia adalah saudara sepupu Pendawa, dibesarkan bersama dan tumbuh bersama, mempunyai sifat - sifat kesesatan. Jumlahnya yang seratus adalah wujud dari hawa nafsu kita yang sedemikian banyaknya, dimana itu tidak bisa kita hilangkan karena, nafsu itu lahir, dan tumbuh kembang bersama kita.
3. Baratayudha : Adalah perang (besar) saudara antar darah barata, Pendawa melawan Kurawa. Perang ini harus terjadi karena tidak akan ada yang bisa mencegah, dan baru berakhir dalam kematian. Ini artinya adalah perang pada diri kita melawan hawa nafsu kita sendiri.
4. Sri Kresna : Tokoh yang selalu mendampingi Pendawa (tanpa ikut berperang). Dia adalah wujud dari Hati Nurani, yang selalu mengingatkan kita akan kebaikan, ketika kita dibimbangkan oleh hawa nafsu. Di perang Baratayudha, Kurawa tidak memperbolehkan Kresna ikut berperang, karena Kresna pasti menang. Demikian juga dengan kenyataannya, hati nurani pasti akan mengalahkan hawa nafsu.
5. Bhagawatgita : Sebuah kidung/kitab, disaat Pendawa (kita) sedang gelisah untuk menghadapi Kurawa (Nafsu), Kresna (Hati nurani) mengingatkan kita untuk bersandar pada Bhagawatgita, yang bisa kita artikan adalah sebuah kitab suci. Memberi perintah pada kita untuk membaca apapun kitab suci kita, entah Tripitaka, Wedhatama, Injil, Taurat, Al Quran, bila sedang gelisah/ bimbang diantara kebenaran dan kebatilan.
6. Karna : Adalah bayang - bayang ketakutan diri kita sendiri dalam menghadapi hidup, ketakutan yang terbesar dari kita seringnya adalah bayangan - bayangan menakutkan yang sebenarnya kita ciptakan sendiri.
Dari itu semua, tokoh Gatotkaca, adalah tokoh sentral dari semua itu.
Ketika diri kita (Pendawa) dalam kondisi klimak untuk menentukan siapa pemenang perang Baratayudha (perang hawa nafsu), ditambah lawannya adalah bayang-bayang ketakutan diri sendiri (Karna), maka Kresna (hati nurani) mengutus Gatotkaca untuk mengatasinya, dan berhasil, sehingga Pendawa memenangkan perang tersebut.
Gatotkaca / Gatotkoco ---> kalau dipisah menjadi Gatot & Koco, atau dalam bahasa jawa : "Gatokno karo Koco",  Hadapkan dengan Kaca --> bahsa indonesianya.
Kalau Pendawa itu diri kita sendiri, dan ketika mengadapi segala kegelisahan/kesukaran hidup, maka pahlawan diri kita sendiri adalah "Gatotkoco", atau Hadapkan dengan Kaca, siapa berdiri didepan kita bila kita hadapkan ke kaca , ..ya diri kita sendiri.
Jadi ketika kita dalam kebimbangan/kesusahan jangan lari kemana-kemana, karena pahlawan diri kita adalah diri kita sendiri
So, be yourself, Jadilah dirimu sendiri, ketika engkau akan melangkah kemanapun, jangan banyak mendengarkan orang lain, karena ini hidupmu, dirimu adalah guru terbaik bagi dirimu. ass N r �A �= Jangan biarkan mereka mencuri mimpi Anda.

Garis Strip


.

Saya melihat seorang lelaki yang berdiri di sana untuk berbicara Pada saat pemakaman seorang teman Dia menunjukkan tanggalan pada batu nisannya Dari pertama ... sampai dengan terakhir. Sang lelaki itu memberitahukan dengan memulai pada tanggal kelahirannya Dan berbicara tanggal seterusnya dengan air mata berlinang, Tapi lelaki itu berkata apa yang terpenting dari segalanya adalah garis strip di antara tahun-tahun tersebut. (1934 - 1998)
Untuk garis strip itu melambangkan seluruh waktu Yang dia habiskan hidupnya di bumi ini... Dan sekarang hanya mereka yang mencintainya Tahu apa nilai dari garis kecil itu.
Untuk yang penting bukan berapa banyak yang kita miliki; Mobil ... rumah ... uang, Yang penting adalah bagaimana hidup dan cinta kita Dan bagaimana kita melalui garis strip kita.
Jadi pikirkan ini panjang-panjang dan masak-masak... Adakah hal-hal yang anda ingin ubah? Untuk anda tak akan pernah tahu berapa banyak waktu yang tersisa, Yang masih dapat di atur kembali.
Jika saja kita dapat sedikit perlahan Untuk mempertimbangkan apa yang benar dan nyata, Dan selalu mencoba untuk mengerti Cara orang lain merasakan.
Dan coba sedikit memperlambat kemarahan, Dan tunjukkan perhatian yang lebih Dan cintai orang-orang dalam kehidupan kita Seperti kita tak pernah mencintai sebelumnya.
Bila kita memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, Dan lebih sering memakai sebuah senyuman... Terus mengingat garis strip istimewa itu Mungkin saja hanya bertahan sebentar.
Jadi, ketika kisah hidup anda dibacakan saat pemakaman Dengan jalan hidup anda diurut satu per satu... Akankah anda bangga dengan hal-hal yang mereka ucapkan Tentang bagaimana anda menjalani garis strip anda?

Pencuri Lumbung


.


Suatu ketika, tinggallah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu, terdiri dari orangtua, dan kedua anak laki-lakinya. Kekayaan mereka sangatlah berlimpah. Lumbung mereka, penuh dengan tumpukan padi dan gandum. Ladang mereka luas, lengkap dengan ratusan hewan ternak.
Namun, pada suatu malam, ada pencuri yang datang ke lumbung mereka. Sebagian besar padi yang baru di tuai, lenyap tak berbekas. Tak ada yang tahu siapa pencuri itu. Kejadian itu terus berulang, hingga beberapa malam berikutnya. Akan tetapi, tak ada yang mampu menangkap pencurinya.
Sang tuan rumah tentu berang dengan hal ini. "Pencuri terkutuk!!, akan kuikat dia kalau sampai kutangkap dengan tanganku sendiri." Begitu teriak sang tuan rumah. "Aku akan menangkap sendiri, biar rasakan pembalasanku."
Kedua anaknya, mulai ikut bicara. "Ayah, biarlah kami saja yang menangkap pencuri itu. Kami sudah cukup mampu melawannya. Kami sudah cukup besar, tentu, pencuri-pencuri itu akan takluk di tangan kami. "Ijinkan kami menangkapnya Ayah!"
Tak disangka, sang Ayah berpendapat lain. "Jangan. Kalian masih muda dan belum berpengalaman. Kalian masih belum mampu melawan mereka. Lihat tangan kalian, masih tak cukup kuat untuk menahan pukulan. Ilmu silat kalian masih sedikit. Kalian lebih baik tinggal saja di rumah. Biar aku saja yang menangkap mereka." Mendengar perintah itu, kedua anaknya hanya mampu terdiam.
Penjagaan memang diperketat, namun, tetap saja keluarga itu kecurian. Sang Ayah masih saja belum mampu menangkap pencurinya. Malah, kini hewan ternak yang mulai di ambil. Ia sangat putus asa dengan hal ini. Dengan berat hati, di datangilah Kepala Desa untuk minta petunjuk tentang masalah yang dialaminya. Diceritakannya semua kejadian pencurian itu.
Kepala Desa mendengarkan dengan cermat. Ia hanya berkata, "Mengapa tak biarkan kedua anakmu yang menjaga lumbung? Mengapa kau biarkan semua keinginan mereka tak kau penuhi? Ketahuilah, wahai orang yang sombong, sesungguhnya, engkau adalah "pencuri" harapan-harapan anakmu itu. Engkau tak lebih baik dari pencuri-pencuri hartamu. Sebab, engkau tak hanya mencuri harta, tapi juga mencuri impian-impian, dan semua kemampuan anak-anakmu. Biarkan mereka yang menjaganya, dan kau cukup sebagai pengawas."
Mendengar kata-kata itu, sang Ayah mulai sadar. Pada esok malam, diijinkanlah kedua anaknya untuk ikut menjaga lumbung. Dan tak berapa malam kemudian, ditangkaplah pencuri-pencuri itu, yang ternyata adalah penjaga lumbung mereka sendiri.
Teman, pernahkan Anda bertanya kepada anak kecil tentang cita-cita dan harapan mereka? Ya, bisa jadi kita akan mendapat beragam jawaban. Suatu ketika mereka akan menjadi pilot, dan ketika lain mereka memilih untuk menjadi dokter. Suatu saat mereka akan mengatakan ingin bisa terbang, dan saat lain berteriak ingin dapat berenang seperti ikan. Walaupun pada akhirnya kita tahu hanya ada satu jawaban kelak, namun, pantaskah jika kita melarang mereka semua untuk punya harapan dan impian?
Begitulah, seperti halnya dalam cerita diatas, ada banyak pencuri-pencuri impian yang berkeliaran di sekitar kita. Mereka, mencuri semua impian, dan merampas harapan-harapan yang kita lambungkan. Mereka, selalu menghadang setiap langkah kita untuk mencapai tujuan-tujuan hidup.
Bisa jadi, pencuri-pencuri itu bisa hadir dalam bentuk orangtua, teman, saudara, atau bahkan rekan kerja. Namun, yang sering terjadi adalah, kita sendirilah pencuri harapan dan impian itu. Kita sendirilah pencuri yang paling besar menghadang setiap langkah. Kita sering temukan dalam diri, perasaan takut, ragu, dan bimbang dalam melangkah.
Terlalu sering kita mendengarkan suara kecil yang mengatakan, "Saya tidak bisa, saya tidak mampu." Atau, sering kita berucap, "Sepertinya, saya tak akan mungkin mengatasinya." "jangan, jangan lakukan ini sekarang, lakukan ini nanti saja.
Terus seperti itu. Kegagalan, sering kita jadikan peniadaan dalam melangkah.
Namun, teman, seringkali bisa keliru. Kegagalan, adalah sebuah cara Allah untuk menunjukkan kepada kita tentang arti kesungguhan. Kegagalan, adalah pertanda tentang sebuah usaha yang tak akan berakhir. Kegagalan, adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana meraih semua harapan yang terlewat.
Memang, tak ada kesuksesan yang diraih dalam semalam. Karena itu, yakinlah, dengan kesabaran kita akan dapat meraih semua harapan dan impian. Maka, yakinlah dengan semua impian kita. Jika kita mampu, dan nurani kita mengatakan setuju, jangan biarkan orang lain mencuri impian itu--terutama oleh diri kita sendiri.
Dan teman, jangan jadikan diri kita pencuri-pencuri impian orang lain.

Killing Statement


.

> *Killer Statement*
> 
> Ada sebuah istilah komunikasi negatif dalam Kecerdasan Emosional
> yang disebut killer statement. Apa itu killer statement? Gampangnya,
> killer statement itu adalah segala bentuk pernyataan kita yang kita
> keluarkan, sadar maupun tidak, tetapi melukai dan mampu merusak
> mental maupun semangat orang lain.
> 
> Jenis-jenis killer statement ini, tanpa sadar kita dengar setiap hari,
> atau barangkali tanpa sadar kita keluarkan dengan maksud bercanda,
> memotivasi, tapi justru merusak. Nah, kalimat-kalimat perusak jiwa
> yang menghasilkan perasaan yang negatif pada diri seseorang itulah
> yang seringkali kita sebut killer statement.
> 
> Menariknya, sejarah dunia komik pun pernah mencatat akibat buruk
> dari killer statement yang pernah diterima oleh dua anak bernama
> Jerry Siegel dan Joe Shuster. Kisahnya begini. Di masa depresi yang
> melanda Amerika pada 1933, Jeery Siegel mempunyai ide
> menciptakan seorang tokoh pahlawan anak-anak yang mempunyai
> kemampuan luar biasa.
> 
> Tenaganya lebih kuat dari besi, bisa terbang dan asalnya dari planet
> lain. Maka, bersama dengan temannya yakni Joe Shuster yang
> pandai melukis, diciptakanlah untuk pertama kalinya gambaran
> manusia baja tersebut. Tetapi gambaran komik manusia super itu
> tidaklah begitu menarik. Kecaman dan kritikan diterima.
> 
> Selama enam tahun berturut-turut komiknya pun ditolak sana-sini.
> Hingga akhirnya, puncak kehancuran mental Siegel dan Shuster
> terjadi saat mereka mendengar ada editor dari Detective Comics
> yang membutuhkan komik strips. Lantas mereka pun mencoba
> menjual kepada mereka.
> 
> Tapi, saat membuka-buka dan menlihat gambaran komik mereka,
> para editor pun tertawa dan berkata, "Wah, nggak akan ada yang
> percaya dengan ide komik seperti ini. Gambarnya murahan dan tak
> mungkin laku dijual". Maka, karena sudah terlalu frustrasi dengan
> penolakan dan kalimat yang menghancurkan itu, Shuster dan Siegel
> akhirnya sepakat menjual komik serta segala hak ciptanya kepada
> Detective Comics hanya senilai US$130.
> 
> Perhatikan baik-baik, hanya seharga US$130 ! Tapi, itulah
> kesalahan terbesar Siegel dan Shuster akibat terlalu mendengarkan
> killer statement yang diterimanya. Karena, beberapa saat setelah
> komiknya dibeli, karakter komiknya ternyata menjadi pujaan.
> Anda pasti bisa menebak. Itulah tokoh Superman, manusia Krypton
> dengan kemampuan terbang, penglihatan super serta kekuatan fisik
> yang luar biasa.
> 
> Komik Superman menjadi begitu laris, hingga difilmkan, karakternya
> menjadi tokoh idola anak-anak. Sementara Shuster dan Siegel,
> penciptanya yang pertama, hanya bisa gigit jari. Tokoh Superman
> menjadi populer dan meraup keuntungan miliaran dolar AS.
> Tapi tokoh penciptanya hanya mendapat US$130, bahkan hidup
> dalam utang dan kemiskinan.
> 
> Untungnya, pada 1975 setelah mendapatkan tekanan bertubi-tubi
> dari publik yang menganggap Detective Comics tidak
> berperikemanusiaan dengan membiarkan pencipta Superman hidup
> dalam miskin, akhirnya Detective Comics sepakat memberikan
> jaminan finansial. Tetapi, kalau kita melihat kembali, itulah harga
> dari sebuah killer statement yang telah menghancurkan karir dan
> kehidupan dua orang bocah bernama Shuster dan Siegel.
> 
> Pembaca, kisah ini kiranya membuat kita sadar akan bahaya dari
> killer statement dalam hubungan interpersonal kita. Memang,
> kadang killer statement ini diucapkan tidak dengan intensi yang
> negatif, tapi dampaknya, sungguh merusak! Namun, bisa juga killer
> statement ini diucapkan dengan maksud khusus untuk menjatuhkan
> mental orang yang mendengarnya.
> 
> Tip penting
> 
> Untuk itu, ada beberapa tip penting bagi kita. Pertama, hati-hati
> dengan killer statement yang mungkin kita ucapkan baik kepada
> anak kita, pasangan hidup kita, rekan kerja maupun bawahan kita.
> Killer statement ini menunjukkan bahwa kalimat yang diucapkan
> tanpa pertimbangan, bisa membunuh potensi, kemampuan maupun
> karakter baik seseorang.
> 
> Karena itu, kalaupun Anda sedang stress, sedang tidak dalam
> kondisi mood untuk bicara, merasa tidak puas dengan hasilnya,
> ataupun merasa tidak suka dengan apa yang Anda saksikan,
> usahakan untuk menghindari menggunakan kalimat yang bernada
> menghancurkan atau mencela.
> 
> Kedua, kita sendiri sebagai orang yang akan dan biasa menerima
> killer statement dari orang-orang di sekitar kita, lebih baik kita
> siapkan anti virus bagi kita sendiri. Anti virus ini berisi kalimat lain
> yang kita ucapkan pada diri kita sendiri, meskipun orang lain sudah
> mengatakan killer statement itu kepada kita.
> 
> Dalam workshop Kecerdasan Emosional yang kami lakukan, salah
> satu latihan yang kami berikan adalah dengan menggunakan kalimat
> penguatan positif yang cepat menetralkan meskipun orang lain telah
> mengatakan hal yang buruk kepada Anda.
> 
> Menariknya, juga di salah satu acara kontes menyanyi, ada seorang
> penyanyi kodang yang sudah tua, tapi diundang menjadi tamu untuk
> juri. Saat itu ada seorang penyanyi yang mendapat penilaian buruk
> dan akhirnya tersingkir. Saat sebelum mundur, si penyanyi tua ini
> memberikan nasihat, "Jangan pedulikan hasil penilaian ini buatmu.
> Yang penting adalah kuatkanlah dirimu terus. Sayapun tidak pernah
> menjuarai kontes menyanyi, toh dengan kegigihan, saya bisa menjadi
> seorang penyanyi. Teruslah berlatih dan buktikan dirimu bisa
> berhasil". Wow, mata saya berkaca-kaca mendengar motivasi dari
> sang artis dan bintang penyanyi tua ini.
> 
> Sungguh suatu kata-kata penguatan yang luar biasa. Andapun harus
> mengatakan hal yang sama kepada diri Anda, saat Anda diberikan
> kata-kata negatif ataupun killer statement. Ingatlah pembaca,
> jangan sampai potensi dan kemampuan Anda dirusak oleh
> kata-kata dari kalimat orang yang tidak bertanggung jawab.
> Merekalah yang sebenarnya punya masalah dengan diri mereka.
> Jangan biarkan mereka merusak diri Anda.
> Jangan biarkan mereka mencuri mimpi Anda.

Hati Seorang Tikus


.

Seekor tikus merasa hidupnya sangat tertekan karena takut pada kucing. Ia lalu menemui seorang penyihir sakti untuk meminta tolong. Penyihir memenuhi keinginannya dan mengubah si tikus menjadi seekor kucing.
Namun setelah menjadi kucing, kini ia begitu ketakutan pada anjing. Kembali ia menemui penyihir sakti yang kemudian mengubahnya menjadi seekor anjing. Tak lama setelah menjadi anjing, sekarang ia merasa ketakutan pada singa.
Sekali lagi penyihir sakti memenuhi keinginannya dan mengubahnya menjadi seekor singa.
Apa yang terjadi? Kini ia sangat ketakutan pada pemburu. Ia mendatangi lagi si penyihir sakti meminta agar diubah menjadi pemburu. Kali ini si penyihir sakti menolak keinginan itu sambil berkata, "Selama kau masih berhati tikus, tak peduli bagaimana pun bentukmu, kau tetaplah seekor tikus yang pengecut"

Cinta Tak Selalu Bunga


.

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang. Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-2 saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.
"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan"
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"
Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."
Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-2an tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....
"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."
Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."
"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.".
"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."
"Kamu selalu pegal-2 pada waktu 'teman baikmu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."
"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."
"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."
"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-2 bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".
"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."
"Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."
"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.
"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."
"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.".
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku. Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu. Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

Selasa, 11 Oktober 2011

Cemara Dan Mawar

Diposting oleh cathy khaterina di 04.19 0 komentar
Konon di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara seraya berkata; "Meskipun anda tumbuh begitu tegap, tetapi anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak dapat menarik kumbang dan lebah untuk mendekat." Konon di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara seraya berkata; "Meskipun anda tumbuh begitu tegap, tetapi anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak dapat menarik kumbang dan lebah untuk mendekat."
Pohon cemara diam saja. Demikianlah bunga mawar di mana-mana menyiarkan dan menceritakan tampak buruk pohon cemara, sehingga membuat pohon cemara tersingkir dan menyendiri di tengah hutan.
Ketika musim dingin datang dan turun salju yang lebat, bunga mawar yang sombong sangat sulit mempertahankan kehidupannya. Demikian pula dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon cemara yang masih tegak berdiri di tengah badai dingin yang menerpa bumi.
Di tengah malam yang sunyi, salju berbincang-bincang dengan pohon cemara. Salju berkata; " Setiap tahun saya datang ke bumi ini, selalu melihat kemakmuran dan keramaian di bumi berubah wajah. Hanya gersang dan sunyi senyap yang menyelimuti bumi. Namun, kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya dan berdiri tegak hingga dapat menahan segala macam tekanan alam. Begitu pula alam kehidupan dan manusia selalu mengalami perubahan." Demikianlah pembicaraan menarik antara pohon cemara dan salju yang terjadi di tengah malam pada musim dingin.
Sedih dan gembira selalu datang silih berganti; hanya dengan keteguhan jiwa dan pikiran,kebahagiaan itu dapat diraihnya. Caci maki dan fitnah tidak dapat menjatuhkan orang yang kuat.
Di dalam ungkapan Timur sering terdapat kata-kata : " Menengadah ke langit dan membuang ludah." dan " Menabur debu dengan angin yang berlawanan." Ini semua mengisahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan seseorang dan pada akhirnya mencelakakan dirinya sendiri. Menghadapi fitnahan dan celaan, hendaknya seseorang berlapang dada bagaikan langit besar yang tak bertepi.
Cuaca terang dan berawan selalu silih berganti. Belajar bagaikan cermin yang jernih dapat melihat keadaan sebenarnya.
Bunga mawar hanya merasakan kepuasan dan kecongkakan sejenak, tetapi pohon cemara dapat menghadapi, menerima dan menahan diri dengan tenang dan sabar.
Kita harus belajar dari sifat pohon cemara yang tegar menahan serangan, baik serangan yang bersifat tindakan, ucapan maupun pikiran ; dan menjadikannya sesuatu yang sejuk, hangat dan damai.

Cara Mengajar Terbaik

Diposting oleh cathy khaterina di 04.17 0 komentar
Hiduplah seorang guru yang bijaksana, guru tersebut memiliki beberapa orang murid, salah satu di antara muridnya ada yang gagu. Suatu hari sang guru menyuruh muridnya yang gagu untuk turun gunung. Sang guru berkata, "Besok, turun gununglah dan sebarkanlah ajaran Kebenaran yang telah kukabarkan kepada semua orang."
Muridnya yang gagu itu merasa rendah diri dan segera menulis di atas kertas, "Maafkan saya Guru, bagaimana mungkin saya dapat menyebarkan ajaran Guru, saya ini kan gagu. Mengapa Guru tidak menyuruh murid lain saja yang tentu mampu membabarkan ajaran Guru dengan lebih baik?"
Sang Guru tersenyum dan meminta muridnya merasakan sebiji anggur yang diberikan olehnya. "Anggur ini manis sekali," tulis muridnya.
Sang Guru kembali memberikan sebiji anggur yang lain. "Anggur ini masam sekali," tulis muridnya.
Kemudian Gurunya melakukan hal yang sama pada seekor burung beo. Biarpun diberi anggur yang manis maupun masam beo itu tetap saja mengoceh, "Masam...masam..."
Sang Guru menjelaskan pada muridnya, "Kebenaran bukanlah untuk dihafal, bukan pula cuma untuk dipelajari, tapi yang terutama adalah untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Cacat tubuh yang kita miliki janganlah menjadi rintangan dalam mengembangkan batin kita. Kita jangan seperti sebuah sendok yang penuh dengan madu, tapi tidak pernah mengetahui manisnya madu itu.
Kita jangan seperti beo yang pintar mengoceh, tapi tidak mengerti apa yang diocehkannya. Engkau memang tidak mampu berbicara dengan baik, tapi bukankah engkau bisa menyebarkan Kebenaran dengan cara-cara lain, misalnya menulis buku? Dan yang lebih penting, bukankah perilaku kamu yang sesuai dengan Kebenaran akan menjadi panutan bagi yang lain?

Pendawa Lima

Diposting oleh cathy khaterina di 04.16 0 komentar
Pernah dengar yang namanya "Pendawa Lima" atau orang Jawa biasa menyebut "Pendowo Limo". Bagi yang tahu banyak maupun sedikit soal wayang , pasti tahu (agak maksa nich), dan bagi yang kurang begitu tahu soal wayang pasti pernah dengar, semisal di album DEWA 19 jamannya Wong Aksan (Aksan Syuman) sebagai drummer.
Kata "lima" di belakangnya sebenarnya cuma penegas, karena sebenarnya "pendawa" itu berarti "anak lima lelaki semua" , jadi pasti jumlahnya lima.
Seperti juga "Sendang Kapit Pancuran" (indonesianya = sendang yang di apit oleh pancuran) berarti anaknya tiga yang nomer dua perempuan (sendang/lingga) dan yang mengapit lelaki (pancuran/yoni).
Kembali ke Pendawa Lima, walaupun saya tidak akan membahas wayang itu sendiri, tapi kata itu mempunyai makna yang sangat dalam bagi diriku, dimana makna yang terkandung didalamnya sangat erat dengan diri kita sendiri, dan kenapa harus "Pendawa Lima" yang menjadi tokoh sentral dari cerita Mahabarata itu sendiri, dan mengapa "Kurawa Seratus" yang menjadi musuh utamanya....
Cerita wayang yang sudah melegenda ribuan tahun ini tidak asal dibikin dinegeri asalnya, India. Saya juga yakin ketika Sunan Kalijaga sedikit berimprovisasi (disesuaikan budaya Jawa) juga penuh kehati - hatian dengan makna yang terkandung didalamnya. Cerita yang kudapat, kata empunya cerita, itu juga berasal dari Sunan Kalijaga waktu beliau membedah hakikat hidup itu sendiri, dimana sang sunan dalam masa mudanya pernah menjadi seorang "Brandal"  (tokoh perampok) dengan gelar Brandal Lokajaya, sebelum akhirnya dibimbing oleh Sunan Bonang.
Pendawa lima,
Tokoh didalamnya adalah lima bersaudara putra dari Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti & Dewi Madrim.
Yang terbuang dari tahtanya, menderita, berjuang kembali mendapat tahtanya dalam perang besar "Barata Yudha" dengan melawan saudara sendiri Kurawa Seratus.
Dari kelimanya mempunyai sifat/karakter sendiri - sendiri, yang mungkin kita anggap biasa - biasa saja. Tapi ternyata, seperti saya bilang diawal, semua itu ada makna yang terkandung didalamnya.
Pendawa lima adalah penggambaran dari Manusia itu sendiri, diri kita sendiri, coba kita ulas :
1. Puntadewa tertua pendawa, diceritakan sebagai orang jujur dan pintar, itu identik dengan mulut dan kepala manusia itu sendiri, dimana letak dari pintar berpusat di kepala itu sendiri, dan kata -kata di mulut.
2. Bima, kedua dari pendawa, berbadan raksasa, selalu berdiri tegak, lurus dan kokoh, walaupun di "paseban" (pertemuan dengan raja dan para pembesar) sekalipun, itu diibaratkan sebagai badan (dada/punggung.red), yang dimana akan lurus tanpa bisa ditekuk...(khan ngga ada kata - kata, menekuk dada, yang ada khan mengelus dada)
3. Arjuna, penengah pendawa, diceritakan dalam wayang dia beristri 999 cuman gagal sekali dalam kisah "Palguna dan Palgunadi", menggambarkan nafsu kejantanan dari lelaki.
4. Terakhir adalah si kembar, Nakula dan Sadewa. Selain dari kepala, mulut, badan dan kemaluan, semua bagian manusia normal selalu dua (kembar) (e.g. kaki,tangan,telinga,mata,etc)
Jadi bisa dikatakan bahwa, Pendawa Lima adalah hakikat manusia (lelaki) itu sendiri (secara badani), dimana mereka satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan satu sama lain, jadi harus sinkron, tidak boleh bertentangan.
Pada ceritanya, disaat perang "Barata Yudha",  Pendawa Lima mengalami tekanan dari orang terdekat mereka, dan karena kemulian mereka "Sri Kresna" harus memberi wejangan kepada mereka tentang darma seorang satria akan kebenaran. (diceritakan dalam kidung "Bhagawagita").
Lawan mereka adalah :
1. Kurawa seratus, yang merupakan saudara sepupu mereka sendiri, yang pada hakikatnya angka "seratus" adalah penggambaran dari banyaknya godaan - godaan duniawi itu sendiri, diceritakan kurawa adalah kumpulan orang - orang dengan variasi kesesatan.
Ini bisa di atasi oleh mereka, setelah mental mereka terbentuk lewat kidung "Bhagawagita" yang diceritakan oleh Sri Kresna
2. Karna, kakak Pendawa lain ayah, (salah satu tokoh wayang yang saya kagumi). Dialah lawan terberat Pendawa, setelah kakek Bisma, tidak hanya kesaktiannya, tapi yang lebih penting disini, Karna adalah citra(gambaran) dari Pendawa itu sendiri, melawan Karna adalah melawan diri sendiri.
Dan, disaat kebingungan itu munculah pahlawan besar, putra Bima dengan Arimbi, satria gagah perkasa, otot kawat, tulang besi dan mampu terbang ke angkasa dengan kotang Ontokusumonya, dia adalah Gatotkaca (orang jawa bilang Gatotkoco).
Di saat pendawa, khususnya Arjuna sangat gelisah ketika akan menghadapi Karna, maka Sri Kresna segera mengutus Gatotkaca untuk melawannya, akaibatnya Gatotkaca gugur di tangan Karna, tapi setelah itu, Karna menjadi tidak berdaya tanpa Kunta-wijayadanu yang telah lenyap diperut gatotkaca.
Setelah gugurnya Karna, jalan Pendawa meraih kemenangan semakin lapang.
Summary :
Cerita itu mungkin banyak yang pernah mendengarnya, tapi banyak yang dari kita tidak sadar bahwa banyak hikmah dari cerita itu.
Pengembaraanku di hutan - hutan Sumatera (Riau - Jambi - Palembang) telah banyak memberi kesempatan untuk mengkajinya dalam keheningan.
1. Pendawa Lima : adalah diri kita sendiri, secara badani maupun rohani
2. Kurawa seratus : Dia adalah saudara sepupu Pendawa, dibesarkan bersama dan tumbuh bersama, mempunyai sifat - sifat kesesatan. Jumlahnya yang seratus adalah wujud dari hawa nafsu kita yang sedemikian banyaknya, dimana itu tidak bisa kita hilangkan karena, nafsu itu lahir, dan tumbuh kembang bersama kita.
3. Baratayudha : Adalah perang (besar) saudara antar darah barata, Pendawa melawan Kurawa. Perang ini harus terjadi karena tidak akan ada yang bisa mencegah, dan baru berakhir dalam kematian. Ini artinya adalah perang pada diri kita melawan hawa nafsu kita sendiri.
4. Sri Kresna : Tokoh yang selalu mendampingi Pendawa (tanpa ikut berperang). Dia adalah wujud dari Hati Nurani, yang selalu mengingatkan kita akan kebaikan, ketika kita dibimbangkan oleh hawa nafsu. Di perang Baratayudha, Kurawa tidak memperbolehkan Kresna ikut berperang, karena Kresna pasti menang. Demikian juga dengan kenyataannya, hati nurani pasti akan mengalahkan hawa nafsu.
5. Bhagawatgita : Sebuah kidung/kitab, disaat Pendawa (kita) sedang gelisah untuk menghadapi Kurawa (Nafsu), Kresna (Hati nurani) mengingatkan kita untuk bersandar pada Bhagawatgita, yang bisa kita artikan adalah sebuah kitab suci. Memberi perintah pada kita untuk membaca apapun kitab suci kita, entah Tripitaka, Wedhatama, Injil, Taurat, Al Quran, bila sedang gelisah/ bimbang diantara kebenaran dan kebatilan.
6. Karna : Adalah bayang - bayang ketakutan diri kita sendiri dalam menghadapi hidup, ketakutan yang terbesar dari kita seringnya adalah bayangan - bayangan menakutkan yang sebenarnya kita ciptakan sendiri.
Dari itu semua, tokoh Gatotkaca, adalah tokoh sentral dari semua itu.
Ketika diri kita (Pendawa) dalam kondisi klimak untuk menentukan siapa pemenang perang Baratayudha (perang hawa nafsu), ditambah lawannya adalah bayang-bayang ketakutan diri sendiri (Karna), maka Kresna (hati nurani) mengutus Gatotkaca untuk mengatasinya, dan berhasil, sehingga Pendawa memenangkan perang tersebut.
Gatotkaca / Gatotkoco ---> kalau dipisah menjadi Gatot & Koco, atau dalam bahasa jawa : "Gatokno karo Koco",  Hadapkan dengan Kaca --> bahsa indonesianya.
Kalau Pendawa itu diri kita sendiri, dan ketika mengadapi segala kegelisahan/kesukaran hidup, maka pahlawan diri kita sendiri adalah "Gatotkoco", atau Hadapkan dengan Kaca, siapa berdiri didepan kita bila kita hadapkan ke kaca , ..ya diri kita sendiri.
Jadi ketika kita dalam kebimbangan/kesusahan jangan lari kemana-kemana, karena pahlawan diri kita adalah diri kita sendiri
So, be yourself, Jadilah dirimu sendiri, ketika engkau akan melangkah kemanapun, jangan banyak mendengarkan orang lain, karena ini hidupmu, dirimu adalah guru terbaik bagi dirimu. ass N r �A �= Jangan biarkan mereka mencuri mimpi Anda.

Garis Strip

Diposting oleh cathy khaterina di 04.15 0 komentar
Saya melihat seorang lelaki yang berdiri di sana untuk berbicara Pada saat pemakaman seorang teman Dia menunjukkan tanggalan pada batu nisannya Dari pertama ... sampai dengan terakhir. Sang lelaki itu memberitahukan dengan memulai pada tanggal kelahirannya Dan berbicara tanggal seterusnya dengan air mata berlinang, Tapi lelaki itu berkata apa yang terpenting dari segalanya adalah garis strip di antara tahun-tahun tersebut. (1934 - 1998)
Untuk garis strip itu melambangkan seluruh waktu Yang dia habiskan hidupnya di bumi ini... Dan sekarang hanya mereka yang mencintainya Tahu apa nilai dari garis kecil itu.
Untuk yang penting bukan berapa banyak yang kita miliki; Mobil ... rumah ... uang, Yang penting adalah bagaimana hidup dan cinta kita Dan bagaimana kita melalui garis strip kita.
Jadi pikirkan ini panjang-panjang dan masak-masak... Adakah hal-hal yang anda ingin ubah? Untuk anda tak akan pernah tahu berapa banyak waktu yang tersisa, Yang masih dapat di atur kembali.
Jika saja kita dapat sedikit perlahan Untuk mempertimbangkan apa yang benar dan nyata, Dan selalu mencoba untuk mengerti Cara orang lain merasakan.
Dan coba sedikit memperlambat kemarahan, Dan tunjukkan perhatian yang lebih Dan cintai orang-orang dalam kehidupan kita Seperti kita tak pernah mencintai sebelumnya.
Bila kita memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, Dan lebih sering memakai sebuah senyuman... Terus mengingat garis strip istimewa itu Mungkin saja hanya bertahan sebentar.
Jadi, ketika kisah hidup anda dibacakan saat pemakaman Dengan jalan hidup anda diurut satu per satu... Akankah anda bangga dengan hal-hal yang mereka ucapkan Tentang bagaimana anda menjalani garis strip anda?

Pencuri Lumbung

Diposting oleh cathy khaterina di 04.13 0 komentar

Suatu ketika, tinggallah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu, terdiri dari orangtua, dan kedua anak laki-lakinya. Kekayaan mereka sangatlah berlimpah. Lumbung mereka, penuh dengan tumpukan padi dan gandum. Ladang mereka luas, lengkap dengan ratusan hewan ternak.
Namun, pada suatu malam, ada pencuri yang datang ke lumbung mereka. Sebagian besar padi yang baru di tuai, lenyap tak berbekas. Tak ada yang tahu siapa pencuri itu. Kejadian itu terus berulang, hingga beberapa malam berikutnya. Akan tetapi, tak ada yang mampu menangkap pencurinya.
Sang tuan rumah tentu berang dengan hal ini. "Pencuri terkutuk!!, akan kuikat dia kalau sampai kutangkap dengan tanganku sendiri." Begitu teriak sang tuan rumah. "Aku akan menangkap sendiri, biar rasakan pembalasanku."
Kedua anaknya, mulai ikut bicara. "Ayah, biarlah kami saja yang menangkap pencuri itu. Kami sudah cukup mampu melawannya. Kami sudah cukup besar, tentu, pencuri-pencuri itu akan takluk di tangan kami. "Ijinkan kami menangkapnya Ayah!"
Tak disangka, sang Ayah berpendapat lain. "Jangan. Kalian masih muda dan belum berpengalaman. Kalian masih belum mampu melawan mereka. Lihat tangan kalian, masih tak cukup kuat untuk menahan pukulan. Ilmu silat kalian masih sedikit. Kalian lebih baik tinggal saja di rumah. Biar aku saja yang menangkap mereka." Mendengar perintah itu, kedua anaknya hanya mampu terdiam.
Penjagaan memang diperketat, namun, tetap saja keluarga itu kecurian. Sang Ayah masih saja belum mampu menangkap pencurinya. Malah, kini hewan ternak yang mulai di ambil. Ia sangat putus asa dengan hal ini. Dengan berat hati, di datangilah Kepala Desa untuk minta petunjuk tentang masalah yang dialaminya. Diceritakannya semua kejadian pencurian itu.
Kepala Desa mendengarkan dengan cermat. Ia hanya berkata, "Mengapa tak biarkan kedua anakmu yang menjaga lumbung? Mengapa kau biarkan semua keinginan mereka tak kau penuhi? Ketahuilah, wahai orang yang sombong, sesungguhnya, engkau adalah "pencuri" harapan-harapan anakmu itu. Engkau tak lebih baik dari pencuri-pencuri hartamu. Sebab, engkau tak hanya mencuri harta, tapi juga mencuri impian-impian, dan semua kemampuan anak-anakmu. Biarkan mereka yang menjaganya, dan kau cukup sebagai pengawas."
Mendengar kata-kata itu, sang Ayah mulai sadar. Pada esok malam, diijinkanlah kedua anaknya untuk ikut menjaga lumbung. Dan tak berapa malam kemudian, ditangkaplah pencuri-pencuri itu, yang ternyata adalah penjaga lumbung mereka sendiri.
Teman, pernahkan Anda bertanya kepada anak kecil tentang cita-cita dan harapan mereka? Ya, bisa jadi kita akan mendapat beragam jawaban. Suatu ketika mereka akan menjadi pilot, dan ketika lain mereka memilih untuk menjadi dokter. Suatu saat mereka akan mengatakan ingin bisa terbang, dan saat lain berteriak ingin dapat berenang seperti ikan. Walaupun pada akhirnya kita tahu hanya ada satu jawaban kelak, namun, pantaskah jika kita melarang mereka semua untuk punya harapan dan impian?
Begitulah, seperti halnya dalam cerita diatas, ada banyak pencuri-pencuri impian yang berkeliaran di sekitar kita. Mereka, mencuri semua impian, dan merampas harapan-harapan yang kita lambungkan. Mereka, selalu menghadang setiap langkah kita untuk mencapai tujuan-tujuan hidup.
Bisa jadi, pencuri-pencuri itu bisa hadir dalam bentuk orangtua, teman, saudara, atau bahkan rekan kerja. Namun, yang sering terjadi adalah, kita sendirilah pencuri harapan dan impian itu. Kita sendirilah pencuri yang paling besar menghadang setiap langkah. Kita sering temukan dalam diri, perasaan takut, ragu, dan bimbang dalam melangkah.
Terlalu sering kita mendengarkan suara kecil yang mengatakan, "Saya tidak bisa, saya tidak mampu." Atau, sering kita berucap, "Sepertinya, saya tak akan mungkin mengatasinya." "jangan, jangan lakukan ini sekarang, lakukan ini nanti saja.
Terus seperti itu. Kegagalan, sering kita jadikan peniadaan dalam melangkah.
Namun, teman, seringkali bisa keliru. Kegagalan, adalah sebuah cara Allah untuk menunjukkan kepada kita tentang arti kesungguhan. Kegagalan, adalah pertanda tentang sebuah usaha yang tak akan berakhir. Kegagalan, adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana meraih semua harapan yang terlewat.
Memang, tak ada kesuksesan yang diraih dalam semalam. Karena itu, yakinlah, dengan kesabaran kita akan dapat meraih semua harapan dan impian. Maka, yakinlah dengan semua impian kita. Jika kita mampu, dan nurani kita mengatakan setuju, jangan biarkan orang lain mencuri impian itu--terutama oleh diri kita sendiri.
Dan teman, jangan jadikan diri kita pencuri-pencuri impian orang lain.

Killing Statement

Diposting oleh cathy khaterina di 04.12 0 komentar
> *Killer Statement*
> 
> Ada sebuah istilah komunikasi negatif dalam Kecerdasan Emosional
> yang disebut killer statement. Apa itu killer statement? Gampangnya,
> killer statement itu adalah segala bentuk pernyataan kita yang kita
> keluarkan, sadar maupun tidak, tetapi melukai dan mampu merusak
> mental maupun semangat orang lain.
> 
> Jenis-jenis killer statement ini, tanpa sadar kita dengar setiap hari,
> atau barangkali tanpa sadar kita keluarkan dengan maksud bercanda,
> memotivasi, tapi justru merusak. Nah, kalimat-kalimat perusak jiwa
> yang menghasilkan perasaan yang negatif pada diri seseorang itulah
> yang seringkali kita sebut killer statement.
> 
> Menariknya, sejarah dunia komik pun pernah mencatat akibat buruk
> dari killer statement yang pernah diterima oleh dua anak bernama
> Jerry Siegel dan Joe Shuster. Kisahnya begini. Di masa depresi yang
> melanda Amerika pada 1933, Jeery Siegel mempunyai ide
> menciptakan seorang tokoh pahlawan anak-anak yang mempunyai
> kemampuan luar biasa.
> 
> Tenaganya lebih kuat dari besi, bisa terbang dan asalnya dari planet
> lain. Maka, bersama dengan temannya yakni Joe Shuster yang
> pandai melukis, diciptakanlah untuk pertama kalinya gambaran
> manusia baja tersebut. Tetapi gambaran komik manusia super itu
> tidaklah begitu menarik. Kecaman dan kritikan diterima.
> 
> Selama enam tahun berturut-turut komiknya pun ditolak sana-sini.
> Hingga akhirnya, puncak kehancuran mental Siegel dan Shuster
> terjadi saat mereka mendengar ada editor dari Detective Comics
> yang membutuhkan komik strips. Lantas mereka pun mencoba
> menjual kepada mereka.
> 
> Tapi, saat membuka-buka dan menlihat gambaran komik mereka,
> para editor pun tertawa dan berkata, "Wah, nggak akan ada yang
> percaya dengan ide komik seperti ini. Gambarnya murahan dan tak
> mungkin laku dijual". Maka, karena sudah terlalu frustrasi dengan
> penolakan dan kalimat yang menghancurkan itu, Shuster dan Siegel
> akhirnya sepakat menjual komik serta segala hak ciptanya kepada
> Detective Comics hanya senilai US$130.
> 
> Perhatikan baik-baik, hanya seharga US$130 ! Tapi, itulah
> kesalahan terbesar Siegel dan Shuster akibat terlalu mendengarkan
> killer statement yang diterimanya. Karena, beberapa saat setelah
> komiknya dibeli, karakter komiknya ternyata menjadi pujaan.
> Anda pasti bisa menebak. Itulah tokoh Superman, manusia Krypton
> dengan kemampuan terbang, penglihatan super serta kekuatan fisik
> yang luar biasa.
> 
> Komik Superman menjadi begitu laris, hingga difilmkan, karakternya
> menjadi tokoh idola anak-anak. Sementara Shuster dan Siegel,
> penciptanya yang pertama, hanya bisa gigit jari. Tokoh Superman
> menjadi populer dan meraup keuntungan miliaran dolar AS.
> Tapi tokoh penciptanya hanya mendapat US$130, bahkan hidup
> dalam utang dan kemiskinan.
> 
> Untungnya, pada 1975 setelah mendapatkan tekanan bertubi-tubi
> dari publik yang menganggap Detective Comics tidak
> berperikemanusiaan dengan membiarkan pencipta Superman hidup
> dalam miskin, akhirnya Detective Comics sepakat memberikan
> jaminan finansial. Tetapi, kalau kita melihat kembali, itulah harga
> dari sebuah killer statement yang telah menghancurkan karir dan
> kehidupan dua orang bocah bernama Shuster dan Siegel.
> 
> Pembaca, kisah ini kiranya membuat kita sadar akan bahaya dari
> killer statement dalam hubungan interpersonal kita. Memang,
> kadang killer statement ini diucapkan tidak dengan intensi yang
> negatif, tapi dampaknya, sungguh merusak! Namun, bisa juga killer
> statement ini diucapkan dengan maksud khusus untuk menjatuhkan
> mental orang yang mendengarnya.
> 
> Tip penting
> 
> Untuk itu, ada beberapa tip penting bagi kita. Pertama, hati-hati
> dengan killer statement yang mungkin kita ucapkan baik kepada
> anak kita, pasangan hidup kita, rekan kerja maupun bawahan kita.
> Killer statement ini menunjukkan bahwa kalimat yang diucapkan
> tanpa pertimbangan, bisa membunuh potensi, kemampuan maupun
> karakter baik seseorang.
> 
> Karena itu, kalaupun Anda sedang stress, sedang tidak dalam
> kondisi mood untuk bicara, merasa tidak puas dengan hasilnya,
> ataupun merasa tidak suka dengan apa yang Anda saksikan,
> usahakan untuk menghindari menggunakan kalimat yang bernada
> menghancurkan atau mencela.
> 
> Kedua, kita sendiri sebagai orang yang akan dan biasa menerima
> killer statement dari orang-orang di sekitar kita, lebih baik kita
> siapkan anti virus bagi kita sendiri. Anti virus ini berisi kalimat lain
> yang kita ucapkan pada diri kita sendiri, meskipun orang lain sudah
> mengatakan killer statement itu kepada kita.
> 
> Dalam workshop Kecerdasan Emosional yang kami lakukan, salah
> satu latihan yang kami berikan adalah dengan menggunakan kalimat
> penguatan positif yang cepat menetralkan meskipun orang lain telah
> mengatakan hal yang buruk kepada Anda.
> 
> Menariknya, juga di salah satu acara kontes menyanyi, ada seorang
> penyanyi kodang yang sudah tua, tapi diundang menjadi tamu untuk
> juri. Saat itu ada seorang penyanyi yang mendapat penilaian buruk
> dan akhirnya tersingkir. Saat sebelum mundur, si penyanyi tua ini
> memberikan nasihat, "Jangan pedulikan hasil penilaian ini buatmu.
> Yang penting adalah kuatkanlah dirimu terus. Sayapun tidak pernah
> menjuarai kontes menyanyi, toh dengan kegigihan, saya bisa menjadi
> seorang penyanyi. Teruslah berlatih dan buktikan dirimu bisa
> berhasil". Wow, mata saya berkaca-kaca mendengar motivasi dari
> sang artis dan bintang penyanyi tua ini.
> 
> Sungguh suatu kata-kata penguatan yang luar biasa. Andapun harus
> mengatakan hal yang sama kepada diri Anda, saat Anda diberikan
> kata-kata negatif ataupun killer statement. Ingatlah pembaca,
> jangan sampai potensi dan kemampuan Anda dirusak oleh
> kata-kata dari kalimat orang yang tidak bertanggung jawab.
> Merekalah yang sebenarnya punya masalah dengan diri mereka.
> Jangan biarkan mereka merusak diri Anda.
> Jangan biarkan mereka mencuri mimpi Anda.

Hati Seorang Tikus

Diposting oleh cathy khaterina di 04.11 0 komentar
Seekor tikus merasa hidupnya sangat tertekan karena takut pada kucing. Ia lalu menemui seorang penyihir sakti untuk meminta tolong. Penyihir memenuhi keinginannya dan mengubah si tikus menjadi seekor kucing.
Namun setelah menjadi kucing, kini ia begitu ketakutan pada anjing. Kembali ia menemui penyihir sakti yang kemudian mengubahnya menjadi seekor anjing. Tak lama setelah menjadi anjing, sekarang ia merasa ketakutan pada singa.
Sekali lagi penyihir sakti memenuhi keinginannya dan mengubahnya menjadi seekor singa.
Apa yang terjadi? Kini ia sangat ketakutan pada pemburu. Ia mendatangi lagi si penyihir sakti meminta agar diubah menjadi pemburu. Kali ini si penyihir sakti menolak keinginan itu sambil berkata, "Selama kau masih berhati tikus, tak peduli bagaimana pun bentukmu, kau tetaplah seekor tikus yang pengecut"

Cinta Tak Selalu Bunga

Diposting oleh cathy khaterina di 04.00 0 komentar
Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang. Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-2 saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.
"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan"
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"
Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."
Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-2an tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....
"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."
Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."
"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.".
"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."
"Kamu selalu pegal-2 pada waktu 'teman baikmu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."
"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."
"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."
"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-2 bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".
"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."
"Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."
"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.
"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."
"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.".
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku. Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu. Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".